Wartawan: Berarti Bapak enggak maju di Pilkada?
Saefullah: Hmmm.. Siapa? Saya? Belum tahu juga nih ha-ha-ha, belum tahu. Jangankan saya, orang lain juga banyak yang lagi bingung.
Tiba-tiba, Saefullah bertanya tentang pendaftaran calon independen dan partai politik kepada Kompas.com.
Setelah mendengar pemberitaan di salah satu radio swasta, Saefullah mengatakan bahwa KPU DKI telah menutup penerimaan persyaratan dukungan calon perseorangan.
Ia pun bertanya kepada Kompas.com, kapan waktu pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari partai politik dibuka. "Terus Pak Gubernur bagaimana?" kata Saefullah.
Kompas.com kemudian menjelaskan kemungkinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju lewat jalur partai politik.
Sebab, Ahok tak menyerahkan syarat dukungan calon perseorangan hingga batas waktu yang ditentukan KPU DKI. Mendengar jawaban itu, Saefullah mengatakan bahwa ia tak punya pilihan.
Saefullah: Saya enggak ada pilihan. Ha-ha-ha. Saya ngikutin Pak Jokowi (Presiden RI Joko Widodo) aja deh ha-ha-ha. Ya ngikutin Pak Jokowi sama Pak Ahok. Kan jadi Sekda sekarang.
Wartawan: Soal kabar yang beredar, kalau Ahok kembali akan maju bersama Djarot Saiful Hidayat. Kemudian Kepala BPKAD Heru Budi Hartono yang tadinya jadi calon wakil gubernur pendamping Ahok akan dijadikan Sekda. Tanggapannya?
Saefullah: Sah-sah saja. Saya sih santai saja. Kan kita hidup, ini kan sebetulnya cari selamat cari manfaat. Saya manfaat apa buat masyarakat kan gitu. Kalau soal si A jadi pimpinan, B jadi bawahan, C jadi bawahan. Besoknya C jadi pimpinan, kan biasa aja. Memangnya ada apa? Ada surga di sono? Enggak juga. Santai aja, santai aja.
Wartawan: Kalau Pak Ahok sama Djarot maju Pilkada, Bapak jadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur?
Saefullah: Ya itu berdasar surat tugas, (Plt Gubernur) dipilih Mendagri. Bisa jadi (Plt Gubernur), kalau saya enggak maju (Pilkada DKI Jakarta 2017). Hmm.. bisa jadi. Hmm.. Bisa jadi. Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu pun akhirnya bersedia maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saefullah mengakumendapat dorongan keras dari beberapa organisasi masyarakat untuk maju pada Pilkada.
Salah satu ormas yang disebutnya mendorong Saefullah untuk maju adalah Nahdlatul Ulama.
Di lain pihak, Ahok mengaku mendukung Saefullah untuk maju Pilkada dan berpasangan dengan Sandiaga.
(Baca juga: Ahok Dukung jika Saefullah Dampingi Sandiaga yang Belum Berpengalaman)
Ahok menilai, Saefullah yang berpengalaman puluhan tahun dalam birokrasi DKI tersebut tepat berdampingan dengan Sandiaga yang minim pengalaman.
Pertanyaan selanjutnya, bersediakah partai politik mengusung Saefullah atau memasangkan Saefullah dengan Sandiaga?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.