Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Kekeluargaan dan Soliditas yang Belum Teruji

Kompas.com - 18/08/2016, 11:06 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tujuh partai politik di Jakarta membentuk "Koalisi Kekeluargaan" dalam rangka persiapan menghadapi Pilkada DKI Jakarta. Koalisi tersebut diisi PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PPP, PKB, PAN, Partai Demokrat, dan PKS.

Pembentukan koalisi itu disebut didasari oleh persamaan persepsi terkait pemimpin Jakarta di masa mendatang dan sepakat untuk tak lagi mendukung bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pelaksana tugas Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta, Bambang DH, menuturkan ada tujuh kriteria pemimpin Jakarta menurut Koalisi Kekeluargaan. Tujuh kriteria itu yakni arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas.

Kriteria tersebut dirumuskan berdasarkan usulan dari setiap partai politik dalam pertemuan yang digelar di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016).

Tanpa dukungan pusat

Namun, Koalisi Kekeluargaan dinilai tidak lebih dari sekadar forum komunikasi politik. Sebab, hanya diikuti oleh pimpinan partai politik di tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Meskipun jumlah partai yang bergabung cukup besar, tapi tetap saja dibutuhkan keputusan dari dewan pimpinan pusat masing-masing untuk meresmikan koalisi.

Hal ini sempat disinggung oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, Koalisi Kekeluargaan hanya membangun kesepahahaman dan PDI-P tidak memiliki kontrak politik di dalamnya.

"Itukan komunikasi politik namanya, kerja sama itukan harus dituangkan dalam dokumen kerja sama. (Koalisi Kekeluargaan) Ini merupakan proses komunikasi politik untuk membangun kesepahaman sebagai sesama partai," kata Hasto, di DPP PDI-P, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (17/8/2016).

( Baca: "Koalisi Kekeluargaan" Dinilai sebagai Bentuk Ketakutan Parpol terhadap Ahok )

Sehingga, tidak ada kewajiban apapun dalam koalisi itu. Hasto juga memastikan bahwa keikutsertaan PDI-P dalam Koalisi Kekeluargaan bukan atas instruksi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri meski setiap kader diberi keleluasaan untuk membangun kerja sama dengan partai politik lain.

Anggapan seperti ini bukan hanya terjadi pada PDI-P. Melainkan juga pada semua partai yang ikut dalam Koalisi Kekeluargaan. Setiap partai masih menunggu keputusan resmi DPP terkait koalisi dalam Pilkada DKI Jakarta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com