Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Kalibata City: Jadi Nanti Saya Bayar Air Saja Rp 416.000? Tak Masuk Akal!

Kompas.com - 27/08/2016, 13:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga penghuni Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, menyatakan keberatannya terhadap rencana kenaikan biaya iuran pemeliharaan lingkungan (IPL), yang salah satunya kenaikan biaya air bersih.

Jika benar iuran tersebut dinaikan, warga harus membayar biaya air bersih mencapai Rp 400.000 per bulan.

(Baca juga: Keberatan Tarif Air Dinaikkan, Penghuni Apartemen Kalibata City Demo Pengelola)

Salah satu warga, Ummi Hanik, mengatakan bahwa saat ini warga membayar tarif sesuai yang ditetapkan PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) sebesar Rp 7.450 per meter kubik.

Ia mengatakan, pengelola berencana menambahkan biaya air sebesar Rp 11.485 per meter kubik sehingga nantinya warga harus membayar biaya air bersih Rp 18.000 per meter kubik.

Menurut Ummi, jumlah pemakaian air di unit yang ia tempati setiap bulannya rata-rata mencapai 22 meter kubik.

"Kalau saya sekitar 22 meter kubik per bulan. Jadi, saya bayar air saja untuk unit saya sekitar Rp 416.000. Itu tidak masuk akal," ujar dia saat ditemui di Apartemen Kalibata City, Sabtu (27/8/2016).

Sementara itu, warga lainnya, Grace Tambunan, mempertanyakan tidak adanya nominal baku dalam rencana kenaikan biaya air bersih yang ditetapkan pengelola.

Sebab, menurut dia, pengelola menetapkan kenaikan biaya air bersih berdasarkan persentase, yakni 5 persen dari IPL saat ini.

"Anda bisa bayangkan besarannya akan mengikui besaran tagihan. Kenapa tidak membuat suatu nilai nominal?" ujar Grace.

Menurut Grace, biaya air bersih 5 persen per bulan sama artinya dengan penghuni harus membayar biaya air sebesar 60 persen dari IPL untuk setiap tahunnya.

Jika ditambah dengan tagihan biaya listrik yang juga 5 persen, biaya listrik dan air yang harus dibayarkan penghuni Apartemen Kalibata City mencapai 120 persen per tahun.

"BI Rate paling tinggi 7,7-7,75. Kalau bunga pinjaman di bank 36 persen. Jadi, apa landasan hukum mereka meminta 5 persen? Ini perlu dipertanyakan," ujar Grace.

Sebelumnya, juru bicara warga, Ade Tedjo Sukmono, mengatakan bahwa pengelola menaikkan biaya IPL dengan alasan sebagai biaya tambahan untuk kekurangan pasokan air dari Palyja sejak Januari 2015.

Padahal, kata Tedjo, Palyja sudah menyatakan bahwa gangguan pasokan hanya terjadi selama periode jelang Idul Fitri.

Menurut Tedjo, pengelola menaikkan biaya IPL dengan dalih telah mendapatkan persetujuan dari pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen Kalibata City.

(Baca juga: Palyja Sebut Pasokan Air ke Kalibata City Normal dan Harga Tak Naik)

Namun, Tedjo menyatakan bahwa warga tidak pernah diikutsertakan dan mengetahui proses pembentukan pengurus P3SRS.

Atas dasar itu, ia menilai, keputusan untuk menaikkan IPL di Apartemen Kalibata City tersebut tidak sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com