Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sastra Merdeka, dari Bung Karno hingga Yudhistira

Kompas.com - 28/08/2016, 04:40 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Ternyata, Bung Karno itu tak cuma Proklamator, arsitek dan pencinta seni rupa, tapi juga sastrawan sekaligus penyair tangguh. Tak percaya? Simak saja karya-karya tulisnya yang mengguncang dunia, yang antara lain terangkum dalam seri tebal buku Di Bawah Bendera Revolusi serta Sarinah, di mana kita akan temukan hal-hal puitis di banyak pemikiran yang ditulis atau diungkapnya, kadang terkesan retorik dan menggelegak, kadang terasa begitu liris dibuai kata hatinya. 

Nilai-nilai puitika dalam beberapa karya tulis, yang sebagian dipidatokannya, itulah yang antara lain menjadi bagian dari ‘roh’ pertunjukan Merayakan Sastra Merdeka yang digelar Rabu (24/8) malam lalu di Galeri Indonesia Kaya (GIK), kawasan superblock Grand Indonesia, West Mall Lantai 8, Jalan Thamrin Nomor 1, Jakarta Pusat.

Pergelaran ini menandai kelahiran kelompok seni "Sana Sini Seni Jakarta"– yang kelahirannya dibidani para peminat seni: Jodhi Yudono, Aloysius Slamet Widodo, Heryus Saputro, Kurnia Effendi, Uki Bayu Sejati, dan Violi Kasherman, dan Dedy Triadi--judul Merayakan Sastra Merdeka digelar "memang dimaksud untuk ikut merayakan HUT ke-71 Repubik Indonesia. Sesuai tema, materi sajian pun dicoba disesuaikan dengan semangat yang mendasari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Stanza-stanza Indonesia Raya
Sudah menjadi ciri khas GIK untuk selalu mengawali acara acara apapun di tempat itu, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang melibatkan seluruh hadirin, pelaku seni maupun penonton, dipandu dirigen audio-visual. Namun kali ini, lagu Indonesia Raya mendapat nilai tambah karena usai melagukan teks resmi Indonesia Raya karya W.R. Soepratman, semua hadirin dilibat-sertakan untuk melanjutkan lagu Indonesia Raya berdasarkan teks stanza 2.

“Kita semua tahu, W.R Soepratman menulis teks lagu Indonesia Raya dalam tiga stanza. Yang resmi dipakai adalah teks dari stanza pertama. Tapi syair dalam stanza 2 dan 3 tak kalah greget-nya buat kita simak dan pahami bersama, sekaligus sebagai ingatanm dan penghargaan pada W.R. Soepratman, yang sudah menulis puisi panjang dalam tiga stanza dan mengimbuhinya irama lagu Indonesia Raya,” ungkap Uki Bayu Sedjati, yang sejak sepuluh tahun terakhir ini rajin memasyarakatkan stanza-stanza lanjutan stanza resmi lagu Indonesia Raya itu, ke berbagai pertunjukan seni di Indonesia dan luar negeri.

Teguh Esha gugat
Berbasis sastra tulis yang diimplementasikan ke bentuk sastra tutur (baca dan menyanyikan serta dramatisasi puisi), pergelaran Merayakan Sastra Merdeka yang sekaligus menandai lahirnya komunitas Sana Sini Seni, menghadirkan sejumlah penyair, dramawan, cerpenis, novelis dan penyanyi puisi, untuk membaca puisi-puisi dan kutipan teks pidato Bung Karno serta karya sastrawan lainnya.

Dibuka oleh wartawan dan penyanyi puisi Jodhi Yudono yang memandu hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya Stanza 2, kemudian dilanjutkan perkenalan para pengelola Sana Sini Seni Jakarta, acara ini bergulir menampilkan arsitek Aloysius Slamet Widodo yang selama ini dikenal sebagai penyair glenyengan, membacakan nukilan naskah pidato Bung Karno dalam ‘Indonsia Menggugat’.

Tak kalah menggugat adalah Teguh Esha, penulis seri novel Ali Topan Anak Jalanan dan Dewi Beser. Teguh yang karya-karyanya memang cenderung menggugat keadaan ini, tampil berorasi menggugai kalimat “kami bangsa Indonesia” dalam Teks Proklamasi yang pertama kali dibacakan oleh duo Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Yang menarik, selain menghadirkan generasi senior, Sana Sini Seni sebagai stakeholder pertunjukan Merayakan Sastra Merdeka amat sangat memberi ruang bagi para penampil muda ataupun para potnsi baru di dunia sastra. Sebut misalnya penampilan penyair Nana Riskhi Susanti yang dengan vocal anggun dan bernas, sepenuh jiwa membacakan puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar.

Penampil lainnya adalah Dymussaga yang membacakan nukilan cerpen Surabaia karya Idrus, yang antara lain mengisahkan peran penting sosok wanita penghibur di ajang revolusi fisik menjelang kemerdekaan Indonesia. Hadir pula Lily Multatuliana (penyair Indonesia asal Bogor yang kini aktif di persekutuan sastra di Malaysia), penyair Ade Novi, aktivis seni Violi Nurlila, serta penyair Ni Made Purnama Sari dari Bali yang berparade membaca puisi-puisi karya Bung Karno.

Tak cuma penampil-penampil tunggal, Merayakan Sastra Merdeka juga menghadirkan performing art oleh seniman-seniman muda dari Dapoer Sastra Tjisaoek yang berbasis di Desa Cisauk Kabupaten Tangerang – Banten, yang mempertunjukan drama dan nyanyi puisi bertema kemerdekaan, berdasarkan karya puisi karya Yudhistira AN Massardi dan Herman Syahara.

Dibagi dalam dua sesi yang saling berkait, drama-nyanyi puisi ini disutradarai Uki Bayu Sedjati.

“Merayakan Sastra Merdeka” ditutup penampilan tunggal Ari Malibu (yang bersama Reda Gaudiamo membentuk kelompok penyanyi puisi Ari & Reda di tahun 1980), yang dengan petikan gitar dan vokalnya yang khas, menyanyikan puisi Serenada karya Acep Zamzam Noor, Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono yang digubah sebagai lagu oleh Ags. Arya Dipayana (alm).

Sana Sini Seni digagas, lahir dan terbuka bagi siapa saja pecinta seni yang ingin ngumpul bareng dan belajar bersama mengembangkan potensi kreatif dan fantasi artistik yang ada, untuk maju dan menghadiran sesuatu yang berguna bbagi masyarakat luas. Salam budaya! (Heryus Saputra/JY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com