Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Upaya Ahmad Dhani Hadang Ahok Maju pada Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 29/08/2016, 09:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Ahmad Dhani mengurungkan niatnya untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Namun, dia berjuang untuk menggagalkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju lagi.

Ia berusaha mencegah partai politik mendukung Ahok. Setelah membentuk "Orang Kita" dan "Aliansi Masyarakat Jakarta Selatan", Dhani berharap partai politik menarik dukungan mereka terhadap Ahok.

Dalam upaya terbaru, Dhani meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY merayu Ketua Umum Partai Hanura Wiranto agar tidak usah mendukung Ahok. Hal itu disampaikan Dhani kepada Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta, Nachrowi Ramli, yang menghadiri acara deklarasi relawan pendukung Yusril Ihza Mahendra pada Pilkada DKI Jakarta, di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta, Minggu (28/8/2016).

"Saya berharap kalangan elite partai, Pak Nachrowi sampaikan ke Pak SBY untuk berkorban dengan menghadap ke Menko Polhukam Wiranto. Karena justru di sini, kami harapkan Wiranto menjadi pahlawan di ujung usianya," kata Dhani.

Salah satu hal yang bisa menggagalkan Ahok menjadi calon gubernur adalah dengan menarik dukungan partai politik. Wiranto merupakan Ketua Umum Partai Hanura yang telah secara resmi menyatakan dukungan untuk Ahok.

Kini, ada tiga partai politik yang telah resmi menyatakan dukungan kepada Ahok, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar. Jumlah kursi ketiga partai politik tersebut sudah lebih dari cukup Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun jika ada satu partai yang menarik diri, pencalonan Ahok pun pasti batal.

"Jadi kalau bisa, Ahok jangan mencalonkan atau gagal menjadi calon gubernur DKI. Karena apa? Ketika akhirnya nanti (Ahok) dicalonkan partai politik itu suasana enggak baik untuk warga DKI Jakarta," kata Dhani.

"Karena saya rasa sudah sah, Ahok dijadikan bahaya laten di indonesia. Ahok ini bahaya laten, partai enggak boleh hitung-hitungan, hidup mati NKRI di (Pilkada) 2017," lanjut Dhani.

Dia menyatakan, untuk menghadapi bahaya laten harus banyak pengorbanan. Karena itu ia berharap SBY bisa merayu Wiranto.

"Bukan karena keduanya bekas jenderal, tapi karena Wiranto Menko Polhukam signifikan jabatannya untuk menjaga NKRI dari bahaya laten ini," kata Dhani.

Saat menanggapi permintaan Dhani tersebut, Nachrowi alias Nara bahwa dia akan menemui SBY. Dia berjanji menyampaikan pesan Dhani tersebut.

Di sisi lain Dhani menyadari, kepemimpinan Ahok di Jakarta didukung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Namun ia meminta orang tidak perlu takut terhadap hal tersebut.

Dia juga berharap Yusril dapat menyelamatkan Indonesia. Sebab, jika Ahok menang pada Pilkada 2017, maka Jokowi juga akan kembali menang pada Pilpres 2019.

"Agendanya jelas, Ahok dan Jokowi ini antek yang pastinya didukung oleh pengusaha di Indonesia. Jadi ini bukan gosip, karena saya juga dengar informasi A1 kalau Jokowi mengancam pengusaha yang dukung calon gubernur selain Ahok," kata Dhani.

Minggu kemarin, Dhani mendeklarasikan dukungannya kepada Yusril untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2017. Sementara melalui relawan "Orang Kita", Dhani mendeklarasikan dukungannya untuk Rizal Ramli dan Sandiaga Uno maju pada Pilada DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com