Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rawajati yang Pindah ke Rusun Marunda Masih Bingung Buka Usaha Apa

Kompas.com - 31/08/2016, 22:05 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mutimah, warga Kelurahan Rawajati yang pindah ke Rusun Marunda, Jakarta Utara sejak pekan lalu, mengaku kebingungan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Mutimah yang saat ini tinggal bersama suaminya, Sugeng (60), itu masih belum tahu bagaimana cara mendapatkan uang untuk membayar sewa rusun dan listrik tiap bulannya.

(Baca juga: Warga Rawajati: Kami Terpaksa Pindah ke Rusun Marunda)

Meski selama tiga bulan pertama ini rusun yang ditempatinya gratis, Mutimah harus memikirkan biaya makan sehari-hari.

Saat masih tinggal di Kelurahan Rawajati, Mutimah dan suaminya membuka usaha kecil-kecilan.

Mutimah membuka sebuah rumah makan, sedangkan Sugeng membuka jasa pencucian motor yang terbilang cukup laris di daerah itu.

Pendapatan dari usahanya itu cukup memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

"Saya lihat untuk dagang makan agak kurang ya (di Rusun Marunda). Saya tanya bapak (suami), 'Harus ke mana ya pak, ke mana ya?' Kami masih bingung," ujar Mutimah kepada Kompas.com di Rusun Marunda, Rabu (31/8/2016).

Selama dua hingga tiga bulan, Mutimah mengatakan pembiayaannya masih mengandalkan pemberian dari anak-anaknya. "Ya dicukup-cukup kan lah apa yang dikasih anak. Cuma sementara sih," ujar Mutimah.

(Baca juga: "Pak Ahok Bilang Jangan Manja, tetapi Boleh Enggak Kantor Saya di Melawai Pindah ke Marunda?" )

Sementara itu, Kepala UPT Rusun Marunda Murni Sianturi menyampaikan bahwa pihak pengelola akan berusaha untuk mencarikan para warga rusun pekerjaan.

Pihaknya juga akan bekerjasama dengan Dinas Ketenakarjaan Pemprov DKI dan UMKM untuk memberikan pelatihan usahan untuk warga rusun.

Mutimah merupakan salah satu kelurga yang terdampak kebijakan penggusuran Pemprov DKI.

Besok, Kamis (1/9/2016), 60 rumah di Kelurahan Rawajati akan ditertibkan. Ada 53 kepala keluarga yang masih bertahan di permukiman itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com