JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melaporkan ke polisi calo nomor antrean di RSUD Tarakan, Jakarta Barat. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengungkapkan ada dua calo yang dilaporkan.
"Sudah ketangkap sama CCTV dan sudah dilaporkan ke polisi. Ada di RSUD Tarakan, ada dua orang," kata Koesmedi, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Adapun modus kecurangan mereka adalah dengan cara menjual nomor antrean pasien rawat jalan. Tiap nomor antrean dijual seharga Rp 50.000.
Dia menduga ada oknum dari internal rumah sakit yang bermain. Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun terus berkoordinasi dengan manajemen RSUD Tarakan.
"Karena di situ ada satpam. Kan dia harusnya tahu kenapa tiap hari jadi berobat di sini," kata Koesmedi.
Selain calon nomor antrean, sebelumnya Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menemukan petugas rumah sakit yang mengelabui pasien soal ketersediaan kamar inap.
Pasien akan diberi kamar jika memberi sejumlah uang. Koesmedi menjelaskan, pihaknya telah membangun sistem untuk mengetahui ketersediaan kamar di RSUD.
"Orang bisa lihat ada tempat tidur atau tidak melalui TV di depan rumah sakit, tapi sering TV itu dimatikan. Sekarang kami sudah tempel di Jakarta Smart City, jadi orang bisa lihat di situ," kata Koesmedi.