Dalam kampanye pemilihan gubernur 2012, bersama Joko Widodo, Basuki berkali-kali menegaskan tentang pentingnya pemukiman yang layak bagi setiap warga Jakarta.
Dalam 10 tahun, warga DKI Jakarta membutuhkan sekitar 700 ribu rumah. Untuk memenuhi itu, dalam satu tahun, dibutuhkan setidaknya 70 ribu rumah.
Saat ini, pemerintah provinsi DKI Jakarta memproyeksikan pembangunan rumah dalam bentuk landed houses sebesar 60% dari total kebutuhan tahunan dan 40%nya berupa rumah susun.
Dari 40% atau 28 ribu unit rumah susun pertahun itu, 20% adalah rumah susun kategori mewah, 40% kategori menengah, dan 40% sisanya adalah rumah susun kategori bawah.
Untuk menyiasati kurangnya dana pemerintah provinsi, maka 60% total rumah susun yang hendak dibangun itu diserahkan pada badan usaha atau developer.
Sementara 40% rumah susun kelas bawah, pendanaannya dilakukan oleh dua pihak: sebanyak 3.360 unit rusun didanai pemerintah dan 7.840 unit lainnya didanai pihak lain, yakni badan usaha atau developer.
Membangun rumah untuk memenuhi kebutuhan adalah langkah awal bagi proyek perumahan secara umum.
Bila ada 40 ribu warga tidak punya rumah atau tinggal di pemukiman yang tidak layak, sekedar membangun 40 ribu rumah baru yang layak belum tentu menjadi solusi.
Pasalnya 40 ribu rumah baru tidak serta akan membuat yang tak memiliki rumah layak itu akan tinggal di sana. Ketersediaan atau availability rumah adalah satu hal, hal lain adalah akses.
Bila ada 40 ribu orang membutuhkan rumah, yang paling utama bukanlah membangun 40 ribu rumah, tapi bagaimana 40 ribu orang itu bisa tinggal di rumah.
Pembangunan rumah susun bersubsidi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan kebutuhan rumah di ibukota, khususnya pada mereka yang selama ini tidak memiliki akses pada rumah.
Persoalan perumahan di ibu kota dan Indonesia, secara lebih luas, bukan hanya tentang ketersediaan rumah baru, tapi juga kelayakan rumah-rumah lama.
Karena itu, yang perlu diperhatikan bukan hanya memenuhi kebutuhan rumah bagi mereka yang belum punya rumah, tapi juga merenovasi atau mengganti rumah-rumah lama yang tidak layak.
Subsidi Sampai Kapan?