Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

Potret Harapan di Rumah Susun Jakarta

Kompas.com - 02/09/2016, 17:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Apa yang dilakukan Ahok dan jajarannya adalah ikhtiar penting yang perlu dilanjutkan. Kaum papa Jakarta tidak hanya diberi tempat tinggal yang nyaris gratis, tapi juga diberi layanan kesehatan dan pendidikan gratis, bahkan transportasi publik yang juga gratis.

Pertanyaan pentingnya adalah sampai kapan subsidi itu akan dilakukan? Sampai kapan anggaran negara yang sebagian besarnya berasal dari pajak warga akan dihabiskan untuk subsidi? Pertanyaan ini relevan karena anggaran negara tidak tak terbatas. Jawabannya tidak mudah.

Di rumah-rumah susun yang dibangun itu, kehidupan baru dimulai. Para penghuni beradaptasi. Negara, melalui pemerintah provinsi, membantu mempercepat adaptasi itu dengan menghadirkan pelbagai program pemberdayaan, mulai dari pelatihan tata boga, merias wajah, salon, bertani hidroponik, sampai memberi fasilitas dagang.

Pada dasarnya warga yang pindah atau dipindahkan ke rumah susun adalah para petarung kehidupan. Mereka telah lama dan terbiasa menghadapi masa-sama sulit.

Beberapa warga yang saya temui di rumah susun Pulo Gebang mengaku mengalami kendala adaptasi di tiga bulan pertama. Setelah itu, mereka mulai menemukan bahkan menciptakan dunia yang baru.

Lingkungan yang relatif lebih sehat, aman, dan lapang menjadi kondisi yang sangat baik bagi mereka untuk melakukan banyak inovasi dan kreativitas.

Rumah adalah tempat tinggal di mana masa depan dibangun. Pada rumah-rumah yang layak, generasi masa depan dilahirkan dan ditumbuhkan.

Rumah adalah tempat yang paling aman menghabiskan masa tua. Memberi rumah pada mereka yang papa adalah tindakan memutus siklus kemiskinan.

Generasi awal memang masih membutuhkan subsidi. Namun seiring dengan semakin membaiknya tingkat pendapatan mereka, subsidi perlahan-lahan akan ditinggalkan.

Mereka yang awalnya menjadi beban anggaran negara, perlahan-lahan akan menjadi tenaga-tenaga kerja produktif yang menyumbang pertumbuhan ekonomi.

Betapa tidak mudah menghadirkan rumah di ibu kota Jakarta. Ketika Ibu Wiwid, tokoh kita di awal cerita, menerima kunci rumah, ia menyimpannya baik-baik. Ia masih terus mengingat pesan dari petugas yang memberinya kunci, “rumahnya jangan ditinggal ya, bu.”

Cepat ia jawab, “ya, tidak akan saya tinggal.”

Sejak saat itu, Ibu Wiwid tidak pernah meninggalkan rumah susun. Ia ingin terus berada di dekat rumah impiannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com