Kompas.com - 02/09/2016, 20:39 WIB
Penulis Alsadad Rudi
|
EditorIcha Rastika

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan dua skenario untuk menghadapi ancaman banjir pada musim penghujan 2016 ini.

Kedua skenario itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2016 tentang Rencana Kontijensi Penanggulangan Bencana Banjir Tahun 2016.

(Baca juga: 23 Kecamatan di Jakarta Rawan Banjir)

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu menyampaikan, dua skenario dalam menghadapi banjir tersebut adalah menetapkan kondisi siaga darurat dan kondisi tanggap darurat.

Dalam kondisi siaga darurat, kata Denny, ada 134 RW di 34 kelurahan dalam 18 kecamatan yang digolongkan sebagai daerah rawan banjir.

Sementara itu, dalam kondisi tanggap darurat, daerah yang ditetapkan sebagai daerah rawan banjir ada di 201 RW di 57 kelurahan di 23 kecamatan.

"Kondisi tanggap darurat adalah skenario terburuk," kata Denny kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2016).

Menurut Denny, kecamatan yang digolongkan sebagai daerah rawan banjir adalah kecamatan yang memiliki daerah bantaran sungai, seperti daerah cekungan, lembah, serta dataran rendah.

Daerah-daerah itu, kata dia, adalah daerah yang infrastruktur maupun kondisi wilayahnya memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman bencana.

"Dan dimasukannya daerah-daerah tersebut sebagai daerah rawan banjir mengacu pada data yang diambil dari kejadian banjir pada tahun 2013, 2014, dan 2016," papar Denny.

Meski demikian, Denny menyatakan, tidak semua lokasi yang ada di dalam wilayah kecamatan rawan banjir adalah daerah yang rawan banjir.

(Baca juga: Setelah Banjir di Kemang, Pemprov DKI Akan Gusur Permukiman di Bantaran Kali Krukut)

Ia menyatakan, daerah yang rawan banjir hanyalah daerah yang terdapat pada bantaran sungai, daerah cekungan, lembah, serta dataran rendah.

Ia juga menyampaikan, sepanjang 2016, dua skenario yang disiapkan belum pernah ditetapkan.

Sebab, kata Denny, ada beberapa daerah yang dulunya rawan, tetapi kini sudah tidak tergenang lagi karena adanya normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur.

"Sampai bulan September tahun 2016, daerah rawan banjir semakin berkurang baik tinggi genangan maupun durasi genangannya karena adanya normalisasi, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur drainase," kata Denny.

Kompas TV Daerah Kemang Eksklusif, Kok Bisa Banjir?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 
Pilihan Untukmu


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kuasa Hukum MAN 1 Bekasi Minta Uang 288 Siswa Dikembalikan oleh Pihak EO

Kuasa Hukum MAN 1 Bekasi Minta Uang 288 Siswa Dikembalikan oleh Pihak EO

Megapolitan
Istri Bukhori Yusuf Laporkan Mantan Istri Suaminya soal Laporan Palsu KDRT

Istri Bukhori Yusuf Laporkan Mantan Istri Suaminya soal Laporan Palsu KDRT

Megapolitan
Karyawan Rumah Kos di Tanah Abang Terjepit Lift, Korban Alami Patah Tulang

Karyawan Rumah Kos di Tanah Abang Terjepit Lift, Korban Alami Patah Tulang

Megapolitan
Prajurit TNI AD Penusuk Pengamen Terancam Dipecat dan Penjara 10 Tahun

Prajurit TNI AD Penusuk Pengamen Terancam Dipecat dan Penjara 10 Tahun

Megapolitan
Kasus Dugaan Penipuan EO 'Study Tour', Guru MAN 1 Bekasi Bakal Diperiksa Polisi

Kasus Dugaan Penipuan EO "Study Tour", Guru MAN 1 Bekasi Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Prajurit TNI AD Tusuk Pengamen di Senen Pakai Pisau Buatan

Prajurit TNI AD Tusuk Pengamen di Senen Pakai Pisau Buatan

Megapolitan
Pemilik EO yang Tipu Siswa Man 1 Bekasi Ditangkap

Pemilik EO yang Tipu Siswa Man 1 Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Hanya Bisa Berbaring 8 Bulan, Pria Obesitas di Tangerang Meningkat Beratnya 160 Kg

Hanya Bisa Berbaring 8 Bulan, Pria Obesitas di Tangerang Meningkat Beratnya 160 Kg

Megapolitan
Awalnya Tak Curiga, Pihak MAN 1 Bekasi Merasa Aneh Saat EO Batalkan Keberangkatan Sepihak

Awalnya Tak Curiga, Pihak MAN 1 Bekasi Merasa Aneh Saat EO Batalkan Keberangkatan Sepihak

Megapolitan
Pejalan Kaki Bersyukur Akses Trotoar di Kedubes AS Dibuka, Tak Perlu Lagi ke Bahu Jalan

Pejalan Kaki Bersyukur Akses Trotoar di Kedubes AS Dibuka, Tak Perlu Lagi ke Bahu Jalan

Megapolitan
Penantian Panjang Selama 10 Tahun, Trotoar di Depan Gedung Kedubes AS Akhirnya Dibuka

Penantian Panjang Selama 10 Tahun, Trotoar di Depan Gedung Kedubes AS Akhirnya Dibuka

Megapolitan
Pemprov DKI: Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Bisa Dilintasi Pejalan Kaki

Pemprov DKI: Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Bisa Dilintasi Pejalan Kaki

Megapolitan
EO yang Tipu Siswa MAN 1 Bekasi Sempat Buat Alasan Tak Masuk Akal

EO yang Tipu Siswa MAN 1 Bekasi Sempat Buat Alasan Tak Masuk Akal

Megapolitan
Beton Pembatas di Trotoar Kedubes AS Diangkut, Pejalan Kaki Leluasa Melintas

Beton Pembatas di Trotoar Kedubes AS Diangkut, Pejalan Kaki Leluasa Melintas

Megapolitan
Pria Obesitas Seberat 300 Kg Alami Infeksi Kaki karena Terus Berbaring Selama 8 Bulan

Pria Obesitas Seberat 300 Kg Alami Infeksi Kaki karena Terus Berbaring Selama 8 Bulan

Megapolitan
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.