Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamus Betawi, Politik Praktis, dan Polemik Dana Hibah...

Kompas.com - 16/09/2016, 09:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) menyampaikan aspirasinya terkait Pilkada DKI Jakarta 2017.

Organisasi kemasyarakatan itu menyiapkan nama-nama untuk diusulkan menjadi cagub dan cawagub kepada partai politik.

Ada empat nama yang sudah disiapkan, yaitu Ketua Forkabi Nachrowi Ramli, Ketua DPW PPP DKI Abraham Lunggana, Sekda DKI Saefullah, serta Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni.

(Baca juga: Bamus Betawi Usulkan Lulung dan 3 Tokoh Lainnya untuk Jadi Cagub atau Cawagub DKI)

Langkah Bamus Betawi ini mengingatkan akan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menuding Bamus Betawi sudah berpolitik. Saat Lebaran Betawi, seruan untuk menolak Ahok anter terdengar.

Pendapat Ahok ini lantas mendapat respons dari orang-orang yang ada di Bamus Betawi.

Dalam diskusi bertema "Jakarta Menggugat" yang berlangsung di Gedung Joang 45 Menteng, Kamis (15/9/2016), muncul gagasan untuk menyatukan rakyat Betawi melawan Ahok.

"Catat, baru kali ini ada orang yang berani lawan Betawi. Makanya Betawi hari ini harus kompak," kata Nachrowi Ramli di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Kamis.

"Pulang dari sini, jangan diam lagi. Kita kasih tahu keluarga kita. Paling enggak, pulang dari sini kita bisa kasih pencerahan ke 20 orang. Sanggup?" kata Nachrowi lagi.

Menurut Nachrowi, Ahok salah dengan mengatakan bahwa Bamus Betawi sudah berpolitik.

Menurut dia, Bamus Betawi hanya menyampaikan aspirasi terkait dinamika politik Pilkada DKI 2017.

"Memangnya salah kalau seperti itu? Kita menyalurkan aspirasi agar didengar parpol. Jadi jangan salah interpretasi. Bamus Betawi bukan berpolitik, tetapi kami menyampaikan aspirasi," ujar Nachrowi.

Polemik dana hibah

Sebagai ormas, kegiatan Bamus Betawi selama ini disokong APBD DKI Jakarta. Bamus Betawi mendapatkan dana hibah sekitar Rp 4 miliar setiap tahunnya dari Pemerintah Provinsi DKI.

Hal inilah yang dipermasalahkan Ahok. "Yang masalah itu mereka menggunakan Bamus Betawi yang minta hibah dari kami untuk main politik. Itu sudah melanggar Pancasila dan UUD 1945, dia bilang Jakarta harus Betawi yang jadi gubernur dia. Itu sudah enggak betul," ujar Ahok.

(Baca juga: Bamus Betawi Dinilai Sah-sah Saja Usulkan Calon Wakil Gubernur Jakarta)

Ahok pun berencana menghapus dana hibah untuk Bamus Betawi. Terkait ancaman Ahok ini, Nachrowi mengaku tidak masalah jika dana hibah untuk Bamus Betawi dihapus.

Menurut dia, itu bukan permasalahan besar bagi Bamus Betawi.

"Dana buat kaum Betawi itu kecil, enggak masalah. Mau diputus juga enggak masalah," ujar Nachrowi.

Namun, ia meminta penghapusan dana hibah ini tidak dilakukan atas dasar emosi Ahok semata.

Ia tidak terima jika Basuki memutus dana hibah atas dasar kekesalan terhadap Bamus Betawi.

"Jadi silakan diputus (dana hibah) asalkan bukan emosional. Ini bukan dia punya, rakyat punya. Diancam soal duit mah buat Betawi sih kecil," ujar Nachrowi.

(Baca juga: Lulung dan Nachrowi Ramli Tanggapi Pernyataan Ahok soal Bamus Betawi)

Kompas TV Rapat Pengganti Bamus Dianggap Tidak Sah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com