Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alice soal Fotonya yang Dikaitkan dengan Dugaan Penganiayaan oleh Krishna Murti

Kompas.com - 19/09/2016, 09:48 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang perempuan bernama Alice Wara angkat bicara soal isu dugaan penganiayaan yang menerpa Wakapolda Lampung Kombes Krishna Murti.

Alice adalah salah satu perempuan yang fotonya disebarkan di media sosial dan dikaitkan dengan penganiayaan.

Ditemui wartawan di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (18/9/2016) malam, Alice yang mengenakan kaus, jaket kulit, dan topi, menunjukkan wajahnya yang mulus tanpa luka apa pun, jauh berbeda dari fotonya yang beredar dengan wajah diperban.

"Itu memang foto saya, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan penganiayaan," kata Alice.

Alice menjelaskan bahwa foto dirinya yang terluka itu diambil tahun lalu ketika ia mengalami kecelakaan motor. Foto itu lantas diunggahnya ke akun Facebook-nya dan dapat dilihat oleh siapa pun.

Satu foto lagi yang menunjukkan wajahnya yang lebam, saat ia tengah menggendong anaknya, juga diambil dari akun Facebook-nya. Alice mengaku, luka itu diterima setelah ia latihan bela diri. Sayangnya, Alice kini telah menghapus semua akun media sosialnya.

Akun Facebook itu juga menjadi awal perkenalannya dengan Kombes Krishna Murti. Setahun lalu, Alice mengirimkan pesan ke akun Facebook Krishna, berisi permintaan tolong karena Alice merasa tengah diteror oleh seseorang yang misterius.

Krishna yang kala itu menjabat Dirkrimum Polda Metro Jaya pun membalas pesan itu dengan memberikan nomor ponselnya dan meminta Alice datang ke kantornya.

"Saya sulit percaya sama orang, dan saya tahu beliau polisi yang saya bisa percaya. Waktu saya ke kantor, cerita, Pak Krishna minta saya bikin LP (laporan)," katanya.

Namun, karena tidak ingin masalah ini membebani keluarganya, Alice tidak membuat laporan. Ia hanya sempat bercerita ke Krishna dalam dua pertemuan selanjutnya.

Pada setiap pertemuannya, Alice mengaku tidak pernah bertemu berdua saja. Ia selalu ditemani oleh beberapa temannya.

Saat pertemuan ketiga sekaligus terakhir di Hotel Aston, Alice mengaku memang mengambil video Krishna Murti yang bermain dengan anak Alice yang masih kecil. Namun, menurut Alice, dia sama sekali tidak ada niat jahat saat pengambilan video tersebut.

"Saya sama sekali tidak berniat menggunakannya untuk memeras atau niat jahat. Hanya bentuk kebanggaan saja, Pak Krishna mau bermain dengan anak saya," katanya.

Alice menegaskan, ia tidak memiliki hubungan spesial dengan Krishna. Atas inisiatifnya sendiri, Alice menghadap Paminal Polri pada Jumat (16/9/2016) untuk menjelaskan hubungannya dengan Krishna.

Alice mengaku, Paminal bahkan sempat meminta anak semata wayang Alice yang masih balita tersebut untuk diikutkan dalam tes DNA demi membuktikan bahwa anak tersebut bukan anak Krishna.

"Saya enggak mau karena kalau saya tes, sama saja dengan saya mengiyakan bahwa ada hubungan antara saya dan Pak Krishna," ujarnya.

Alice sendiri bingung karena saat dimintai keterangan oleh Paminal, ia ditunjukkan video yang ia rekam, berisi Krishna Murti sedang menggendong anaknya, dan anak itu memanggil Krishna dengan sebutan "Papa".

Alice mengaku, video itu hanya ada di ponselnya, yang dirampok pada akhir 2015 lalu. Ia mengaku tak tahu siapa dan apa maksud dari pihak yang mengembuskan isu ini. Keluarga serta teman-teman Alice sempat percaya bahwa ia menjadi korban penganiayaan. Namun, Alice terus meyakinkan bahwa ia hanyalah korban pencemaran nama baik.

Terakhir, Alice meminta maaf kepada Krishna Murti dan keluarganya.

"Semoga nama baik Pak Krishna bisa dipulihkan," ujarnya. (Baca: Kombes Krishna Murti Bantah Terlibat Penganiayaan Perempuan)

Kombes Krishna Murti sendiri sebelumnya telah menyangkal isu ataupun peristiwa ini. Ia mengaku tidak tahu mengenai kemunculan informasi yang menyebutnya menganiaya perempuan.

"Saya tidak tahu bagaimana peristiwanya. Saya tidak tahu mengapa dikaitkan dengan isu yang beredar. Insya Allah saya tidak pernah melakukan sebagaimana yang diisukan tersebut. Mudah-mudahan jawaban saya bisa mengklarifikasi isu miring yang beredar di luar," ujarnya.

Krishna menyerahkan penyelidikan mengenai isu miring tersebut kepada Propam Polri.

"Semua akan terang benderang nanti. Semoga nama baik saya bisa dipulihkan," ucapnya.

Kompas TV Krishna Murti Bantah Lakukan Penganiayaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com