JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak main-main ketika ia merekrut 15.000 orang sejak 2015 untuk membersihkan Jakarta. Sebanyak 15.000 orang yang kita kenal dengan petugas pemeliharaan prasarana dan sarana umum (PPSU) ditugasi untuk menjaga saluran air dan jalanan bersih dari sampah.
Merekalah yang jadi andalan untuk mengorek selokan dan memindahkan pohon tumbang di tengah hujan. Maka dari itu, ketika hujan deras mengguyur Jakarta pada Sabtu (17/9/2016) dan membuat Komplek Rumah Menteri di Jalan Denpasar tergenang, Ahok gusar.
Ia menuding lurah tak becus karena masih membiarkan adanya genangan. Padahal, Ahok meminta agar Jakarta tak boleh tergenang walau hanya 10 menit.
"Jadi kalau kasus kayak begini berarti lurahnya yang enggak bener kerjanya. Kan lurah estate manager. Setiap hujan, kami sudah ada PPSU tungguin, ada tata air, tiap hujan kan harusnya dia tahu mana yang tergenang," kata dia di Balai Kota, Senin (19/9/2016). (Baca: Perumahan Menteri Tergenang, Ahok Sebut Kerja Lurah Kuningan Timur Tak Becus)
Tak lama setelah itu, lurah yang dimaksud, Lurah Kuningan Timur Maulani, langsung menerjunkan PPSU-nya untuk membobok tujuh tali air baru di sepanjang Jalan Denpasar yang sering tergenang.
Maulani, yang pernah diperingatkan Ahok saat ruas Jalan Gatot Subroto tergenang, menyebut tergenangnya Jalan Denpasar ataupun Jalan Gatot Subroto merupakan dampak dari kotornya selokan. (Baca: Tujuh Tali Air Baru Dibuat di Jalan Denpasar)
Di Kelurahan Kuningan Timur sendiri, ada 47 petugas PPSU yang dibagi ke dalam empat zona untuk membereskan tali air. Empat zona itu adalah Gatot Subroto, Prof Dr Satrio, Denpasar, dan Rasuna Said.
"Setiap hari kami bersihkan. Cuma kemarin waktu hujan deras kan banyak juga sampah sama lumpur terbawa, belum lagi ada kabel di sana, jadinya mampet tali airnya," kata Maulani. (Baca: Mengintip Saluran Air di Kemang, Ada yang Dicor, Tersumbat Sampah, dan Terhalang Kabel)
Mampetnya tali air memang menjadi penyakit menahun Jakarta. Tali air adalah saluran kecil yang menjadi akses aliran air dari jalan ke selokan. Maka dari itu, ketika tali air tersumbat, air tidak bisa masuk ke selokan dan membuat jalan tergenang.
Tali air memang harus rutin dicek karena sangat mudah tersumbat. Ahok bahkan mengaku masih sering melihat penyapu jalan yang membuang sisa sampahnya di tali air. Sepekan lalu, Kompas.com melihat langsung kondisi tali air yang digambarkan di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.