JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa wilayah di Ibu Kota terendam banjir seusai diguyur hujan deras pada Senin (19/2/2016) kemarin. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdalih, banjir yang masih terjadi tersebut disebabkan ulah kontraktor.
"Hampir semua daerah banjir gara-gara galian ditutup kontraktor. Makanya, salurannya selalu begitu," kata Ahok, di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (20/9/2016).
Dia menyebut, Pemprov DKI Jakarta telah berupaya menormalisasi saluran penghubung. Hanya, saluran penghubung tersebut tertutup kembali dengan pengerjaan proyek.
Contohnya di Balai Kota DKI Jakarta. Senin kemarin, beberapa ruang kerja di Balai Kota terendam banjir. Hal itu disebabkan oleh saluran yang tertutup puing pengerjaan pembangunan Blok F Balai Kota DKI Jakarta.
"Di Jakarta atasi banjir sederhana, air turun dari Selatan ke Utara. Dulu yang ditakuti (aliran air dari) Bendung Katulampa ke Manggarai, pernah enggak sekarang banjir?" kata Ahok.
Konsep Ahok dalam menangani banjir di Jakarta adalah dengan membersihkan 1.186 saluran penghubung dari tumpukan sampah, kemudian membangun tanggul di pantai utara Jakarta untuk menanggulangi rob.
"Kami sekarang kerjain tanggul 3,8 meter. Kalau rob di atas 3,8 meter dan pompa enggak jalan, banjir," kata Ahok.