Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kohesi Sosial Kuat Redam Kriminalitas

Kompas.com - 22/09/2016, 19:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia M Mustofa mengingatkan, salah satu pemicu terjadinya kejahatan adalah minimnya daya dukung sosial. Daya dukung ini berupa penyediaan infrastruktur dan struktur sosial yang ideal.

Penyediaan infrastruktur yang ideal antara lain rasio orang dan luas ruang hunian.

”Di Australia, misalnya, setiap orang menghuni ruang 4 x 4 meter persegi. Jika jumlah anggota bertambah, maka ruang pun harus ditambah,” ujar Mustofa dalam diskusi di Redaksi Kompas, Rabu (21/9).

Ia berpendapat, sebaiknya pemerintah pusat ataupun daerah yang membangun rumah susun sudah mempertimbangkan hal ini.

”Harus ada aturan mengenai batas anggota keluarga yang menghuni di setiap unit rumah susun sehingga rasio orang dan ruang yang ideal tetap terpelihara,” kata Mustofa.

Penyediaan infrastruktur lainnya, lanjut Mustofa, adalah ruang taman untuk bermain, berolahraga, penerangan jalan dan ruang publik lain, portal dan pos jaga.

Struktur sosial yang baik diikat dengan kohesi sosial yang tinggi, terutama menyangkut pemeliharaan keamanan lingkungan. Menurut Mustofa, peran kohesi sosial makin penting di lingkungan keluarga di perkotaan di mana pasangan suami-istri bekerja dan menghabiskan sebagian besar hidup mereka di luar rumah.

Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Nathanael EJ Sumampouw, mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan munculnya perilaku kriminal dan kekerasan di Jakarta dan sekitarnya, yaitu faktor individual, relasional, komunitas, dan sosial.

Menurut Nathanael, para pelaku kriminal seperti pembunuh sadis yang pernah diwawancarainya memiliki persoalan di masa lalunya, antara lain diabaikan orangtua sejak kecil, pernah menjadi korban kekerasan, atau pernah menyaksikan kekerasan.

Nathanael mengatakan, kepedulian sosial dan upaya pembinaan keamanan merupakan salah satu solusi menekan kriminalitas dan kekerasan. Terakhir, penguatan dari sisi keluarga tak kalah penting karena orangtua cukup berperan dalam membentuk karakter anak.

Begal anti begal

Dalam diskusi yang sama, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rudy Herianto Adi Nugroho memaparkan, penyelesaian kasus kejahatan jalanan di wilayah Polda Metro terus meningkat.

Sepanjang Januari sampai Agustus 2016, misalnya, terjadi 4.993 kasus kejahatan jalanan dan 3.155 kasus di antaranya sudah diselesaikan. Angka kejahatan pada 2015 juga turun 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Rudy menyatakan memang perlu strategi dan penerapan teknologi untuk menangani kejahatan di kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya. Saat ini, di bawah Rudy, Polda Metro menjalankan strategi untuk mengatasi begal.

”Kalau dalam militer ada istilah gerilya anti gerilya, maka kami menggunakan strategi begal anti begal. Sebelum begal beraksi, kami begal dulu,” paparnya.

Dengan strategi itu polisi di lapangan menjadi lebih berani. Pimpinan cukup memberikan perintah bertindak tegas, tetapi profesional. Selama Rudy menjabat Direktur Reskrimum, lima tersangka tewas ditembak karena melawan petugas.

(WIN/WAD/JAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 September 2016, di halaman 26 dengan judul "Kohesi Sosial Kuat Redam Kriminalitas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com