Sumbu yang tersulut itulah yang membuat SBY dan Prabowo turun gunung. Panggung pilkada semakin terlihat layaknya pilpres.
Rasa Pilpres
Pilpres 2019 memang masih empat tahun lagi, namun waktu itu akan cukup untuk mematangkan calon agar mumpuni maju di kancah nasional. Salah satunya adalah dengan menjadikan Jakarta sebagai laboratorium politik menuju Istana. Setidaknya Presiden Joko Widodo membuktikan keberhasilan itu
Jakarta adalah kunci! Tidak berlebihan, karena di sinilah pusat kekuasaan berada. Pusat perhatian media, dan konsentrasi masyarakat. Apa yang terjadi di Jakarta langsung tersebar di seantero nusantara.
Karena itu, penguasa Jakarta akan sangat vital ditempati. Jika bukan sebagai batu loncatan, ya sebagai eksistensi pengaruh perpolitikan nasional.
Selain itu, Ahok juga berulang kali menyebut dirinya ingin menjadi orang nomor satu di Tanah Air lantaran banyak orang yang meremehkan dirinya. Ahok pun menilai dirinya cocok mendampingi Jokowi di pilpres.
Menarik melihat para tokoh senior skala nasional turun gunung untuk memperhatikan Jakarta. Nama "Khusus" yang disandang propinsi kita memang benar-benar dapat perlakuan spesial dari tokoh-tokoh tersebut.
Namun, Jakarta butuh konsistensi kebijakan, butuh keberlanjutan kepemimpinan, tidak bisa bongkar pasang kebijakan dalam jangka pendek. Pergantian pucuk pimpinan di Jakarta di tengah jalan dikhawatirkan mengganggu konsistensi tersebut.
Selain itu, kita bisa saja tertawa melihat betapa perpolitikan kita dipegang secara oligarki. Tiga pucuk pimpinan itu memang bagai memiliki poros tersendiri. Poros Megawati, poros SBY, dan poros Prabowo. Apa yang terjadi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kepentingan mereka.
Kembali ke Jakarta. Tiga pasangan calon sudah mendaftar, tidak tertutup kemungkinan saat kampanye nanti pengaruh tiga politikus senior itu kembali terlihat.
Kita nikmati saja panggung yang ada, dengan pilihan yang logis dan sesuai, silakan memreteli apa yang akan dilakukan pasangan calon itu untuk Jakarta, bukan sebatas mengalahkan sang petahana...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.