JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI yang diusung Demokrat, PKB, PPP, dan PAN, Agus Harimurti Yudhoyono enggan mengomentari kasus robohnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Aduh, kita entar saja ya kalau masalah substansi gitu-gitu ya," kata Agus, usai mengikuti tes narkoba untuk maju di Pilkada DKI 2017, di kantor BNN, Jakarta, Minggu (25/9/2016).
Berbeda dengan calon lain di pilkada DKI yang menanggapi kasus JPO roboh tersebut.
Petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok misalnya, berniat menghapus reklame yang dipasangi di jembatan penyeberangan orang (JPO) secara bertahap.
Khususnya, lanjut Ahok, reklame yang menutupi JPO. Ahok menegaskan, dirinya berniat tidak memperpanjang izin reklame yang dipasang menutupi JPO.
"Kalau udah selesai enggak sambung lagi semua," ujar Ahok.
Kedepannya, Ahok ingin mendorong reklame di Jakarta berganti dengan model LED. Sementara calon gubernur DKI yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anies Baswedan, berharap kejadian tersebut tidak terulang.
"Kita berharap kedepan bisa lebih baik, bagi semua pihak dapat dijadikan pelajaran agar tidak terulang," kata Anies.
Dirinya berharap, ada perhatian pemerintah terhadap fasilitas publik seperti JPO.
Agar, meminimalkan potensi atau risiko kecelakaan kepada penggunanya. Sebelumnya, JPO di Pasar Minggu itu roboh diduga karena diterpa angin kencang, Sabtu (24/9/2016) sore.
Pagar JPO yang roboh itu menimpa satu unit mobil dan sepeda motor.
"Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB. Dugaan sementara karena angin kencang. Soalnya tadi hujan disertai angin," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Tubagus Ade Hidayat, di lokasi, kemarin.
Dua orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya luka serius. Para korban saat kejadian langsung dibawa ke RS Siaga di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selain menimbulkan korban jiwa, kejadian itu menyebabkan kemacetan kemarin.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.