JAKARTA, KOMPAS.com — Tak semua warga Bukit Duri menerima kompensasi pemerintah untuk direlokasi ke rusun terkait penggusuran tempat tinggal mereka untuk kepentingan normalisasi Ciliwung.
Pada penggusuran hari Rabu (28/9/2016) ini, masih ada yang bertahan dan baru berkemas untuk pindah. Para warga itu memilih untuk pindah ke tempat anak dan kerabat dibandingkan menempati rusun.
Salah satunya Hanafi (87), warga RT 06 RW 12 Bukit Duri, yang memilih pindah ikut anak ke Bogor. Ia keberatan mengenai biaya sewa rusun dan masalah rusun yang berjarak jauh.
Diketahui, Pemprov DKI menawarkan warga untuk tinggal di Rusun Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur, sebagai kompensasi.
Hanafi mengaku, dirinya mendukung kebijakan pemerintah untuk normalisasi. Namun, ia menilai, proses itu seharusnya tetap mengedepankan kemanusiaan.
"Harusnya diusahakan ada ganti rugi," ujar Hanafi. (Baca: Genderang dan Tangis di Pembongkaran Bukit Duri)
Hal senada diungkapkan Maman (64), warga Bukit Duri lainnya. Daripada pindah ke rusun, Maman menilai lebih baik mengontrak di luar.
"Enggak mau, sama aja bayar. Mending sewa di luar. Anak bisa main bebas enggak kayak di rusun," ujar Maman.
Ia mengaku pasrah tempat tinggalnya dibongkar. Ia juga pesimistis dengan hasil perlawanan lewat jalur hukum terkait penggusuran ini. "Kita enggak bisa, udah enggak mungkin," ujar Maman.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.