Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putaran Roda KRL, Bonbon, hingga KfW

Kompas.com - 03/10/2016, 18:00 WIB

Oleh: Agnes Rita Sulistyawaty

Kebutuhan melayani perjalanan warga membuat Pemerintah Belanda mengoperasikan kereta listrik di Batavia. Sejak tahun 1925, kereta listrik mulai beroperasi di Batavia. Selama 91 tahun perjalanannya, kereta listrik tak selalu mulus. Ada masa-masa sulit yang harus dilewati.

Prasarana kereta listrik disiapkan tahun 1924. Seluruh kebutuhan listrik disuplai dari PLTA Ubrug di Sukabumi, lalu dialirkan ke gardu listrik di Jatinegara dan Ancol. Setahun kemudian, kereta listrik mulai melaju di atas rel.

Dari video dokumentasi tahun 1929 milik PT KAI Daop I, terlihat rangkaian kereta rel listrik (KRL) sudah sibuk mondar-mandir menghubungkan sejumlah stasiun, seperti Tanjung Priok, Jakarta Kota, Gambir, Manggarai, dan Jatinegara.

Satu rangkaian terdiri atas dua kereta. Badan KRL pada masa itu terbuat dari kayu.

Tahun 1926, pembangunan elektrifikasi di jalur Jatinegara-Bogor disetujui. Empat tahun berselang, jalur ini siap dilewati kereta listrik.

Era Orde Baru, elektrifikasi kereta sudah menjangkau semua jalur di Jakarta, juga Tangerang, Bekasi, dan Serpong.

Lokomotif listrik

Lokomotif listrik pada tahun 1930-an juga mulai beroperasi di Batavia dan melayani penumpang hingga Bogor.

Berbeda dengan KRL yang memiliki penggerak sendiri, lokomotif hanya merupakan alat penarik. Di belakang lokomotif disambungkan sejumlah kereta penumpang.

Sedikitnya ada lima lokomotif listrik pada masa itu, antara lain seri 3000, 3100, 3200, dan 3300. Lokomotif ini memiliki kabin masinis di kedua sisinya.

Keberadaan lokomotif listrik di Batavia pada 1930 bahkan mendahului lokomotif listrik di Belanda. Pegiat sejarah perkeretaapian W Widoyoko mencatat, rancang bangun lokomotif listrik di Belanda baru dimulai tahun 1950.

Meskipun lokomotif listrik sudah beroperasi, lokomotif uap tetap ada. Sebab, belum semua jalur di Pulau Jawa terlayani dengan listrik.

Sayangnya, baik lokomotif listrik maupun KRL lawas itu tak lagi bersisa fisiknya, kecuali 3201 yang disebut "Bonbon".

"Saat kami berkunjung ke Balai Yasa Manggarai tahun 2006, kondisi Bonbon mengenaskan. Besinya berkarat dan sudah tidak berbentuk lagi. Saat itu, Bonbon akan di-scrap (musnahkan) dua minggu lagi," kata Nova Prima, penasihat Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), pekan lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com