Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Aliya Tak Lagi Terdengar di Gang Sempit Itu

Kompas.com - 07/10/2016, 19:00 WIB

Belum bicara

Setidaknya sudah lima hari ini Aliya tinggal di Panti Asuhan Balita Tunas Bangsa, Cipayung. Ia menempati ruangan Rama-Shinta bersama lebih dari 20 anak balita lainnya. Kemarin siang, Aliya nyenyak tidur setelah minum susu.

Menurut Penanggung Jawab Ruangan Rama-Shinta, Emasari, kondisi fisik Aliya cukup sehat selama diasuh di panti. Hanya, anak kedua dari tiga bersaudara itu belum dapat berbicara. Pada malam hari, anak balita itu kerap menjerit-jerit.

"Kalau siang, dia tidur tenang. Hanya malam saja dia sering jerit-jerit. Belum diketahui apa sebabnya," ujar Ema.

Ema mengatakan masih belum melakukan apa pun terhadap Aliya karena anak balita itu juga masih beradaptasi dengan lingkungan panti. Aliya pun masih dalam observasi tenaga medis hingga sepekan ke depan.

Hingga kini, Aliya belum bisa bicara. Belum jelas betul penyebabnya. Ada kemungkinan, Aliya tunarungu.

"Namun, itu kan harus melalui observasi, baru bisa diketahui secara pasti (penyebabnya)," ucap Ema.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Salamun mengatakan, anak balita berkebutuhan khusus itu harus mendapatkan perawatan dan pembiayaan yang bagus. Setelah berunding dan berkonsultasi dengan ayahnya, Aliya disepakati akan dirawat dan dititipkan di panti asuhan.

Di tempat itu, Aliya akan mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan, makanan, perawatan kesehatan, dan pelayanan lain dengan gratis sampai usia sekolah dasar.

Selain Aliya, di panti itu juga ada satu anak balita tunanetra lainnya, Wulan (3). Petugas Satuan Pelaksana Pelayanan Sosial Panti Asuhan Balita Tunas Bangsa, Zulfarini Thaib, menyebutkan, kendala pada anak balita tunanetra adalah tak percaya diri untuk belajar jalan. Wulan, contohnya, harus menjalani terapi agar otot-otot kakinya berkembang sehingga cukup kuat menopang tubuh saat anak balita itu belajar jalan.

"Tenaga terapi kami yang akan memijat anak-anak balita itu. Kemudian, pengasuh yang akan mengajarkan mereka berjalan," ujarnya.

Menurut Zulfarini, total ada 88 bayi dan anak balita yang dirawat di Panti Asuhan Balita Tunas Bangsa.

Ia menambahkan, pihaknya juga melayani adopsi anak. Namun, setiap orangtua yang ingin mengadopsi harus melalui konsultasi psikolog yang ada di panti. Hasil konsultasi itu yang akan menentukan, orangtua itu dapat mengadopsi atau tidak.

Rentan kekerasan

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, anak penyandang disabilitas adalah sosok yang rentan terhadap kekerasan fisik ataupun seksual. Orangtua yang seharusnya melindungi justru merasa frustrasi karena tak punya keahlian untuk menjaga dan menangani anak. Rasa frustrasi itu diperparah dengan tekanan ekonomi.

"Tidak hanya oleh orangtua, anak disabilitas juga rawan mengalami kekerasan dari terapis di panti sosial. Karena itu, tidak cukup dengan menitipkan anak di panti sosial, tetapi juga harus ada pendampingan dari ahlinya," tutur Arist.

Menurut dia, penyandang disabilitas selayaknya dibimbing menjadi sosok yang bisa mandiri. Anak dibimbing dengan kesabaran untuk bisa melakukan kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Setelah mandiri, anak didorong untuk mengembangkan bakat yang dimiliki sebagai bekal hidup di masa depan. (Madina Nusrat/Dian Dewi Purnamasari)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Oktober 2016, di halaman 28 dengan judul "Tangis Aliya Tak Lagi Terdengar di Gang Sempit Itu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com