Salah satunya adalah pertanyaan mengenai kebijakan transjakarta gratis yang dituding bertujuan menggaet dukungan dalam pilkada.
(Baca juga: Ahok Bantah Kebijakan Transjakarta Gratis untuk Gaet Dukungan Pilkada)
Namun, tetap saja, penjelasannya tidak sepanjang ketika membicarakan program di Jakarta.
"Ya orang mau ngomong apa sajalah. Kalau begitu aku kasih (tarif) Rp 3.500 buat warga Tangerang, Depok, Bekasi, agar warga Tangerang, Depok, Bekasi pilih saya dong?" ujar Ahok.
Bicara pilkada tanpa seragam dinas
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan bahwa kontroversi pernyataan Ahok tentang surat Al Maidah ayat 51 harus dilihat dalam konteks yang lebih luas.
(Baca juga: Lakukan Kajian, Ini Pendapat MUI soal Pernyataan Ahok)
Menurut dia, respons terkait pernyataan itu harus menjadi pembelajaran bagi Ahok agar tidak bicara soal pilkada selama melakukan kegiatan gubernur.
"Ahok harus membiasakan diri membicarakan pilkada tanpa seragam dinas dan di luar kegiatan dinas," ujar Hendri.
Menurut Hendri, Ahok memang harus hati-hati. Posisinya sebagai bakal calon gubernur petahana membuat gerak-gerik serta pendapatnya mendapatkan sorotan dari banyak orang.
Salah sedikit, dia akan langsung menjadi sorotan. Padahal, penetapan cagub dan cawagub DKI belum dilakukan.
Semua pasangan calon masih berstatus bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur.
Hendri mengatakan, kehati-hatian Ahok harus ditingkatkan setelah KPU DKI menetapkan mereka sebagai cagub dan cawagub DKI.
"Ahok harus hati-hati. Saat kompetisi sudah resmi dimulai, dia harus hati-hati bicara juga," ujar Hendri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.