JAKARTA, KOMPAS.com — Normalisasi Kali Krukut tahap pertama mulai dilakukan, Rabu (12/10/2016) hari ini.
Program pembenahan Kali Krukut kini jadi prioritas kerja Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan setelah banjir di kawasan Kemang menjadi sorotan.
Terlebih lagi, Indonesia tengah menghadapi fenomena La Nina yang membuat musim hujan di Jakarta datang dua bulan lebih cepat.
Kali Krukut yang membentang sepanjang 84 kilometer dari Depok hingga Kanal Banjir Barat itu dulunya memiliki lebar yang mencapai 20 meter.
Namun, bantaran kali itu kini menjadi rebutan, mulai dari warga yang ingin mendirikan rumah petak hingga pengelola hotel mewah.
(Baca juga: Sebanyak 505 Bangunan di Bantaran Krukut Diduga Melanggar Sempadan Sungai)
Akibatnya, lebar Kali Krukut berkurang menjadi hanya 1,5 meter sampai 2 meter.
Jika lebar trasenya dikembalikan ke 20 meter, diperkirakan akan mengurangi potensi banjir di wilayah sepanjang Krukut hingga 90 persen.
Normalisasi parsial
Upaya normalisasi ini mulai dilakukan satu per satu di setiap titik.
Setahun lalu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane menormalisasi Kali Krukut sepanjang 600 meter di bagian Jembatan Rengas, Kota Depok, dan Kebalen VII, Kuningan Barat.
Pasca-banjir Kemang Agustus lalu, ruas kali di belakang Hotel Garden di Jalan Taman Kemang juga dikeruk dan diberonjong.
Terlihat jelas kelok kali yang tadinya hanya selebar 5 meter, kini dua kali lebih lebar.
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengakui bahwa upaya normalisasi Krukut dilakukan secara parsial.
Hal ini tentu berbeda dengan normalisasi Ciliwung yang menggusur Bukit Duri tiga pekan lalu.
"Strategi saya, sisir dulu dari IMB-nya. Dari IMB itu kan ketahuan mana yang melanggar. Itu langsung kami suratin (surat peringatan) untuk bongkar," kata Tri kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2016).
(Baca juga: Terkait Penertiban Bantaran Kali Krukut, Wali Kota Jaksel Temui Kapolda)