Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Beda Wilayah Pun Wajib Dilayani di Puskesmas Kebon Jeruk

Kompas.com - 12/10/2016, 14:01 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puskesmas Kebon Jeruk dikenal dengan fasilitas dan pelayanannya yang baik. Kepala Legal dan Humas Puskesmas Kebon Jeruk Marzunanta mengatakan, semua pasien yang datang dengan membawa kartu BPJS Kesehatan akan dilayani secara gratis.

"Gratis karena sudah ada BPJS. Tapi BPJS juga kan sudah ditentukan wilayahnya, ada yang faskes Kebon Jeruk atau Palmerah," ujar Marzunanta kepada Kompas.com di Puskesmas Kebon Jeruk, Jalan Raya Kebon Jeruk, Rabu (12/10/2016).

Dengan adanya ketentuan itu, warga yang bisa berobat gratis di Puskesmas Kebon Jeruk adalah warga dengan faskes BPJS Kesehatan Kebon Jeruk. Namun, itu bukan berarti pasien dengan faskes BPJS di luar Kebon Jeruk akan langsung ditolak begitu saja ketika berobat di sini.

"Kita sifatnya edukasi di pengobatan pertama. Ketika pasien BPJS daerah lain berobat di sini untuk pertama kalinya, akan kita tanya apakah ingin seterusnya berobat di sini atau bagaimana," ujar dia.

Jessi Carina Puskesmas Kebon Jeruk di Jakarta Barat
Dia mengatakan, pasien akan diberi edukasi bahwa pengobatan dilakukan sesuai wilayah kecamatan pasien. Hal ini supaya pasien bisa melanjutkan pengobatan di puskesmas wilayahnya pada pengobatan ke dua.

"Tapi di sini tidak ditolak. Tetap dilayani dengan gratis untuk pertama kali dan kita edukasi. Di sini tidak boleh ada cerita pasien ditolak," ujar Marzunanta.

Jika pasien ingin berobat di Puskesmas Kebon Jeruk terus menerus, Marzunanta mengatakan pegawainya akan memandu pasien untuk mengurus perpindahan faskes.

Modal sabar

Meski tidak boleh menolak pasien, Marzunanta tidak memungkiri ada pasien-pasien yang nyaris menguras kesabaran para pegawainya. Terkait itu, kata dia, pihak manajemen sudah melatih pegawai untuk menghadapi pasien yang marah.

"Kalau ada pasien berkeluh kesah dan setelah dijelaskan enggak paham juga, biasanya petugas kami yang lebih senior turun yangan menjelaskan," ujar dia.

Ketika tidak bisa juga, pasien akan diantarkan ke lantai 4 untuk bertemu langsung dengan Marzunanta atau kepala puskesmas. Di sana pasien akan diberi penjelasan dan ditenangkan. Segala keluhan mereka terkait pelayanan puskesmas didengar langsung oleh kepala.

"Kalau sudah begitu, biasanya waktu masuk ruangan marah-marah, pas keluar bilang terima kasih dan minta maaf," ujar dia.

Kompas TV Ahok Akan Pecat Oknum Calo Kamar Pasien BPJS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com