Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Sopir soal Praktik Suap Saat Razia Angkutan Umum

Kompas.com - 12/10/2016, 14:06 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Sopir angkutan umum mengungkapkan, masih ada praktik suap pada saat razia yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) Provinsi DKI Jakarta. 

Far (31), sopir angkutan umum jurusan Kampung Melayu-Pasar Senen, mengungkapkan, praktik suap sering kali melibatkan oknum petugas Dishubtrans DKI Jakarta. Biasanya, kata Far, oknum Dishub menerima bila diberikan "uang damai" saat razia.

Far menceritakan, dia pernah terjaring razia di sekitar Terminal Senen beberapa bulan lalu. Saat itu, dia tak membawa surat izin mengemudi (SIM). Oknum Dishub itu, kata Far, langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Kalau sudah masuk begitu biasanya sudah kode buat minta uang damai," kata Far kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (12/10/2016).

Jika berada dalam situasi seperti itu, ucap Far, dia memilih untuk langsung merogoh kantong dan memberikan uang damai hingga Rp 150.000.

Far memilih damai di tempat ketimbang surat-surat kendaraannya ditahan karena dia tak bisa menunjukkan SIM. Jika surat kendaraannya ditahan, Far tak lagi bisa beroperasi.

Hal serupa juga pernah dialami oleh Ib (18). Sopir angkutan umum Kampung Melayu-Pasar Senen itu juga pernah terjaring razia petugas Dishub yang menghentikan mobilnya dan mencari-cari kesalahan.

"Ada ban botaklah, lampu, speedometer," kata Ib.

Saat itu, oknum Dishub tersebut masuk ke mobil dan membawanya berputar-putar. Saat dibawa itulah, kata Ib, oknum tersebut meminta uang untuk damai.

Ib menuturkan, biasanya dia memberikan uang Rp 50.000. Namun, terkadang uang itu dinilai terlalu kecil oleh oknum Dishub.

"Jadi, Rp 100.000 sampai Rp 150.000," tutur Ib.

Kendati demikian, Ib menuturkan, suap terjadi pada pelanggaran kecil. Lain hal bila izin kir angkutan umum kedapatan habis, petugas Dishub tak akan kompromi.

"Itu langsung dibawa ke Pulogebang," ujarnya.

Sementara itu, Kasudin Perhubungan dan Transportasi Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak membantah aksi suap masih terjadi di Jakarta. Ia memastikan setiap kendaraan yang terjaring razia akan ditilang.

"Kalaupun ada (suap) harus dibuktikan, laporkan. Nanti kami akan berikan sanksi tegas," kata Harlem.

Ia melanjutkan, saat ini razia dilakukan secara gabungan bersama TNI dan Polri sehingga kecil kemungkinan bila terjadi praktik suap.

"Apalagi pungli, sudah tidak ada," kata Harlem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com