JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membongkar empat rumah gubuk di Petogogan yang berdiri di bantaran Kali Krukut pada Rabu (12/10/2016) pagi. Keempatnya direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara, namun belum pindah ke sana.
Supriyatin (44), salah satu pemilik rumah mengatakan, pihaknya belum menerima kunci. Penyerahan kunci dilakukan pada Selasa (11/10/2016) kemarin, namun hanya secara simbolis ke satu orang saja. Supriyatin mengatakan unit yang akan ditempatinya sedang direnovasi.
"Baru ditengokin, kemarin. Januari baru masuk," katanya ditemui di Petogogan.
Supriyatin mengaku terpaksa mengontrak rumah di dekat Petogogan karena dekat dengan sekolah anaknya. Ketika masuk Januari nanti, ia akan dibebaskan dari sewa selama tiga bulan, kemudian membayar Rp 136.000 di luar air dan listrik.
"Saya sih mau diganti bangunan. Biar bisa ngontrak. Tapi dari pemerintah enggak bisa karena alasannya kami enggak ada sertifikat," katanya.
Supriyatin mengaku sudah puluhan tahun tinggal di bantaran Krukut, di rumah semi-permanen yang didapatkannya dari orangtuanya.
Rumah yang terletak di samping pompa milik Dinas Tata Air itu memang sering banjir ketika Krukut meluap. Banjir di dalam rumahnya biasa melebihi satu meter.
"Kami enggak nolak dan enggak ada perlawanan. Kami ikhlas aja. Kan dikit cuma 4 KK doang," ujar Supriyatin.
Kepala Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Selatan, Yaya Mulyarso, mengatakan memang sedang ada perbaikan di tiga unit yang akan ditempati tiga keluarga itu. Namun, ia mempersilakan mereka menghuni lebih awal jika mau.
"Emang lagi ada perbaikan kamar mandi. Tapi kata Kepala Unit Pengelola Rusun, kapan aja bisa masuk. Karena disediakan kamar mandi darurat di bawah," ujarnya saat dihubungi.