Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Ikan di Muara Baru Terganggu akibat Mogok Kerja Sejumlah Pelaku Usaha dan Nelayan

Kompas.com - 12/10/2016, 15:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mogok kerja yang dilakukan sejumlah pelaku usaha dan nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara membuat pasokan ikan di Muara Baru terganggu.

Hendrik, penjual ikan di Pelabuhan Muara Baru mengatakan, sejak Senin (10/10/2016), pasokan ikan yang sampai ke Muara Baru jauh berkurang. Jika dalam sehari pasokan ikan sebanyak 1 ton, kini pasokan ikan yang dijualnya tak lagi sampai setengahnya.

Hendrik menyampaikan, mogok kerja yang dilakukan sejumlah pelaku usaha sangat berimbas terhadap penjualan ikan.

Hendrik terpaksa mengambil ikan yang berasal dari nelayan tradisional. Namun, jumlah ikan yang diambil dari nelayan tradisional itu tak sebanding dengan ikan yang biasa dipasok dari pabrik yang ada di Muara Baru.

"Pasokan jelas jauh berkurang. Kadang penjual juga protes, tapi ya kami kasih tahu kondisinya," ujar Hendrik kepada Kompas.com Pelabuhan Muara Baru, Rabu (12/10/2016).

Senada dengan Hendrik, seorang buruh pengangkut ikan, Udin, merasakan besarnya dampak mogok kerja yang terjadi di Muara Baru. Udin menjelaskan, biasanya dalam sehari kelompok buruh mampu mengangkut ikan dari pabrik menuju tempat pelelangan ikan sebanyak 50 ton.

Namun, dalam tiga hari ini, para buruh hanya bisa mengangkat sebanyak 4-5 ton ikan saja. Sedikitnya ikan yang diangkut membuat upah harian juga dipotong. Biasanya dalam sehari Udin dan buruh lainnya diberi upah sebesar Rp 100.000. Dalam sebuah kelompok, Udin memiliki 19 rekan kerja. Hari ini, kata Udin, hanya lima buruh yang masuk kerja.

"Biasanya paling banyak itu lima orang libur, sekarang lebih dari 10, Mas. Besar sekali dampak mogoknya, besar sekali buat kami yang di bawah," ujar Udin. (Baca: Pelaku Usaha di Pelabuhan Muara Baru Berencana Mogok Kerja Satu Bulan)

Kompas.com/David Oliver Purba Sejumlah pabrik di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara berhenti beroperasi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan sewa lahan yang dilakukan Perum Perindo, Rabu (12/10/2016)

Udin tidak tahu mengapa mogok kerja terjadi. Menurutnya, apa yang dilakukan para pelaku usaha, jelas memberikan efek negatif bagi pendapatan mereka.

Namun, Udin menilai apa yang dilakukan oleh para pengusaha sudah diperhitungkan. Dirinya berharap agar mogok kerja secepatnya dihentikan.

"Kalau menurut saya, ini kayaknya pengusaha, bos-bos di atas lagi melakukan mediasi dengan pemerintah. Tapi saya enggak tahu ada apa, semoga cepat selesai," ujar Udin.

Sejumlah pelaku usaha di Pelabuhan Muara Baru mogok kerja sejak Senin (10/10/2016). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) yang menaikkan biaya sewa lahan di Muara Baru. Rencananya, mogok kerja akan dilakukan selama satu pekan hingga satu bulan. (Baca: Pelabuhan Muara Baru Tampak Lengang karena Pelaku Usaha Mogok Beroperasi)

Kompas TV Akibat Mogok Pasokan Ikan Terhenti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com