JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, blakblakan membuka dana yang dikeluarkannya untuk melakukan sosialisasi kepada warga Jakarta sebelum kampanye resmi.
Tercatat, sejak November 2015 hingga September 2016, pria yang akrab disapa Sandi ini telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 29,3 miliar.
Ia menyebut dana sejumlah itu berasal dari kantong pribadinya. Tak ada donatur yang menyumbang untuk kegiatan itu.
"Ini murni dari 'celengan ayam' saya sendiri. Tentunya uang itu dari hasil usaha yang halal," ujar Sandi di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2016).
Uang puluhan miliar itu, kata Sandi, paling banyak dikeluarkan untuk mendanai media, observasi, sosial, dan akseptabilitas, yang biayanya mencapai Rp 25,6 miliar.
Kemudian, untuk pembiayaan teritori, jaringan, dan logistik sebesar Rp 1,9 miliar serta untuk pembiayaan masalah advokasi dan data sebesar Rp 1,8 miliar.
Ia memastikan, dana tersebut tidak ada yang dilebihkan atau dikurangi sepeser pun.
(Baca juga: Sandiaga Meminta Kembali Ahok Membuka Aliran Dana Secara Transparan)
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, laporan keuangan tersebut diungkapkan kepada publik setelah ia berkonsultasi dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Sandi memastikan, tak ada sepeser pun uang yang mengalir untuk partai politik sebagai mahar baginya maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Tak menyesal
Tak ada sedikit pun penyesalan dari Sandi karena telah mengeluarkan dana yang begitu besar itu.
Sebab, menurut dia, uang itu tak sebanding dengan pengalaman baru yang ia dapatkan dari sosialisasi kepada warga Jakarta.
Dengan langsung menyapa warga, Sandiaga menjadi lebih mengetahui permasalahan yang dialami warga selama ini.
Dengan demikian, ia akan bisa memenuhi kebutuhan warga apabila terpilih kelak.
Sandiaga belum dapat memastikan berapa banyak dana yang harus dikeluarkannya lagi untuk kampanye resmi.
Ia mengaku belum membicarakan hal itu dengan pasangannya, Anies Baswedan. Kendati demikian, Sandiaga menginginkan kampanye yang efisien.
Dia akan memikirkan bagaimana caranya menggelar kampanye yang efektif sehingga tak perlu mengeluarkan dana lebih banyak.
(Baca juga: Sandiaga Akui Terjun ke Dunia Politik Memerlukan Dana Besar)
Saat disinggung apakah ia akan berupaya mengembalikan dana besar yang dikeluarkannya ini ketika nanti menjabat wakil gubernur DKI, Sandiaga menampiknya.
Dia mengaku tak memikirkan hal itu. Niatnya mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017 murni karena panggilan jiwa.
Sandiaga mengaku ingin mengabdi kepada bangsa dan negara dengan maju sebagai bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Ia ingin mengubah Jakarta agar lebih baik kedepannya. "Itu cara pandang yang salah, cara pandangnya seharusnya what can you do for your country. Kita harus berkontribusi," ucap Sandi.
Bahkan, Sandi mengatakan, jika nanti terpilih, ia akan menyumbangkan penghasilannya untuk kaum duafa dan fakir miskin.
Saat ini, ia sedang berkoordinasi dengan lembaga amal untuk rencananya itu.
"Rizki saya sudah dicukupkan oleh Yang Maha Kuasa, saya hijrah ke politik karena saya merasa politik itu bisa memberikan manfaat yang baik bagi bangsa dan negara," kata Sandi.