JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah resmi diusung empat partai sebagai bakal calon gubernur, Agus Harimurti Yudhoyono mulai blusukan ke tengah warga.
Melalui blusukan tersebut, Agus mendengarkan keluhan warga yang disampaikan kepadanya.
Namun, di tengah blusukan Agus, ada saja warga yang menyampaikan bahwa program Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah bagus.
Setidaknya, pendapat itu terdengar saat Agus mengunjungi kawasan Koja, Muara Angke, dan Kampung Rawa Badung.
(Baca juga: Di Depan Agus, Warga Sebut Program Ahok Sudah Bagus)
Program yang dianggap masih bagus dan diharapkan untuk dilanjutkan adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP).
KJP adalah program strategis dalam memberikan akses kepada warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta.
Saat Agus berdialog dengan warga di Koja, Jakarta Utara, misalnya, seorang warga, Riyadi, mengaku resah dengan isu KJP yang akan dihapuskan apabila Ahok tak lagi menjabat.
"Mas Agus, ada rumor di luar, kalau Ahok tidak menjabat kembali (Gubernur DKI Jakarta), KJP akan dihapuskan, apakah benar atau tidak?" tanya Riyadi kepada Agus di Rusunawa Sindang, Jakarta Utara, Selasa (11/10/2016).
Pertanyaan serupa muncul saat Agus berkunjung ke Kampung Rawa Badung. Salah seorang warga, Reza Akmaludin, menyebut program Ahok soal KJP ini lumayan bagus.
Reza pun bertanya kepada Agus mengenai kelanjutan program tersebut bila Agus terpilih menjadi gubernur nanti.
"Program premprov yang dijalankan sama gubernur sekarang kan agak lumayan ya, apakah kalau Mas Agus Insya Allah sudah jadi (terpilih menjadi Gubernur DKI), program-program yang sudah bagus, seperti KJP (Kartu Jakarta Pintar) akan dilanjutkan?" tanya Reza kepada Agus di Kampung Rawa Badung, Jakarta Timur, Kamis.
Siap lanjutkan program
Tanggapan Agus terhadap dua warga tersebut hampir serupa. Agus mengatakan, semua program pro-rakyat yang berdampak langsung akan diteruskan.
Agus menegaskan bahwa ia tidak setuju dengan kebiasaan mengganti program, termasuk program yang pro-rakyat, apabila berganti gubernur.
"Karena pastinya kalau itu membantu kesulitan masyarakat akan diteruskan, bahkan ditingkatkan lagi," kata Agus di Kampung Rawa Badung, Jakarta Timur, Kamis (13/10/2016).
Kendati demikian, Agus masih meyoroti soal ketimpangan fasilitas pendidikan di Jakarta. Menurut dia, perlu evaluasi lebih jauh soal ketersediaan fasilitas pendidikan di Jakarta.
(Baca juga: Tak Ingin Ada Kontrak Politik, Agus Sebut Dirinya Bukan Pengobral Janji)
Berdasarkan informasi yang dikutip dari kjp.jakarta.go.id, penerima KJP mendapatkan dana kebutuhan rutin yang dapat dicairkan setiap tanggal 10 pada setiap bulannya.
Masing-masing jenjang pendidikan memiliki perbedaan dana, yakni tingkat SD/MI/SDLB sebesar Rp 100.00, tingkat SMP/MTs/SMP sebesar Rp 150.000, tingkat SMA/MA/SMALB sebesar Rp 200.000, tingkat SMK sebesar Rp 200.000, tingkat PKBM sebesar Rp 100.000.
Selain itu, ada dana kebutuhan yang berkala dicairkan pada awal tahun ajaran sebesar Rp 500.000 untuk semua tingkatan.
Tak hanya itu, siswa di sekolah swasta juga mendapatkan bantuan pembayaran SPP.
Adapun SPP swasta akan di-autodebet dari rekening siswa ke rekening sekolah.
Jika SPP siswa di bawah jumlah alokasi, akan di-autodebet sebesar jumlah SPP ke rekening sekolah, sisanya menjadi hak siswa dan menjadi tabungan siswa.
Adapun besaran biaya yakni tingkar SD/MI/SDLB sebesar Rp 130.000, tingkat SMP/MTs/SMP sebesar Rp 170.000, tingkat SMA/MA/SMALB sebesar Rp 290.000, dan tingkat SMK sebesar Rp 240.000.
(Baca juga: Agus Sebut Fasilitas Pendidikan di Jakarta Masih Timpang)