Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2016, Hanya 40 Penyakit Akibat Tikus yang Ditemukan di Jakarta

Kompas.com - 19/10/2016, 18:51 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widiastuti, mengatakan selama Januari-Oktober 2016 hanya ditemukan 40 kasus penyakit yang disebabkan tikus di DKI Jakarta. Penyakit tersebut adalah leptospirosis atau penyakit kencing tikus.

"Berdasarkan laporan dari rumah sakit, tahun ini sudah mencapai 40 kasus," ujar Widiastuti di Kantor Dinas Kesehatan DKI, Jakarta Pusat, Rabu (19/10/2016).

Rinciannya, 5 kasus diderita warga di Jakarta Pusat, 8 kasus di Jakarta Utara, 19 kasus di Jakarta Barat, 5 kasus di Jakarta Selatan, dan 3 kasus di Jakarta Timur.

Sementara itu, pada 2015, ada 25 warga penderita leptospirosis di Jakarta, dan pada 2014 terdapat 96 kasus. Kasus-kasus tersebut merupakan kasus yang teridentifikasi karena pasien berobat ke rumah sakit.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta, Widiastuti menyebut jumlah kasus penyakit leptospirosis hanya sedikit.

"Kalau dibandingkan rasio jumlah penduduk, sedikit. Tetapi kita tidak bisa melakukan pembiaran," kata dia.

(Baca: Penyakit karena Kencing Tikus Terbanyak Ditemukan di Jakarta Barat)

Sementara itu, untuk penyakit lainnya yang disebabkan oleh tikus, yakni pes, tidak pernah ditemukan di Jakarta.

"Pes di kita enggak ada," ucap Widiastuti.

Widiastuti menuturkan, penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospora yang terdapat di dalam air kencing tikus. Biasanya, bakteri tersebut akan bercampur di dalam genangan dan banjir, atau sudah mengontaminasi makanan dan minuman.

Penyakit terberat yang dapat dialami penderita leptospirosis yakni gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani dengan tepat.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah merencanakan program "Gerakan Basmi Tikus" yang dicetuskan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Program ini bertujuan untuk mengantisipasi merebaknya penyakit yang ditimbulkan tikus.

(Baca: Sejumlah Warga Setuju dengan Adanya Program "Gerakan Basmi Tikus" di Jakarta)

Sebab, menurut Djarot, penyakit dari tikus kerap menyerang anak-anak. Perkembangbiakan tikus juga dinilai semakin meningkat tiap harinya, terutama di permukiman padat penduduk. Warga rencananya akan mendapat Rp 20.000 untuk tiap ekor tikus yang ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com