Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Ada Enggak Orang Waras Ternak Tikus?

Kompas.com - 21/10/2016, 15:48 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menjawab komentar bakal cagub DKI, Anies Baswedan, soal Gerakan Basmi Tikus. Anies sebelumnya menyamakan kebijakan itu dengan kasus gerakan membasmi ular kobra di India yang berujung pada ternak kobra.

"Waduh, beda ternak kobra sama tikus. Ada enggak orang waras ternak tikus?" kata Djarot di Jalan Aup Rawa Minyak, Pasar Minggu, Jumat (21/10/2016).

Menurut Djarot, tidak akan ada orang yang beternak tikus hanya karena kebijakan Gerakan Basmi Tikus. Djarot mengatakan, tikus tidak memiliki predator di Jakarta.

Seharusnya, hewan pemakan tikus adalah ular. Namun, populasi ular untuk membasmi tikus tidak banyak.

"Jadi predatornya tikus di Jakarta ya harus orang, supaya enggak beranak pinak," ujar Djarot.

Ia mengatakan, nantinya pihak kelurahan yang akan mengoordinasi teknis pengumpulan tikus-tikus yang ditangkap warga. Setelah dihitung di kelurahan, barulah tikus tersebut diserahkan ke Dinas Kebersihan untuk dikuburkan.

Dia juga menegaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan warga yang menangkap tikus. Warga tidak boleh menggunakan senapan angin dam racun ketika menangkap tikus.

"Gunakan perangkap, ada kan pengasapan, malam hari terutama," kata Djarot.

Anies Baswedan sebelumnya menceritakan pengalaman Pemerintah India dalam membasmi ular kobra dengan memberikan harga untuk setiap kobra. Anies menceritakan hal ini saat diminta tanggapannya soal pembasian tikus yang diwacanakan Djarot.

"Di India pernah ada obral, satu kobra diberi harga. Lalu yang terjadi adalah orang justru pada beternak kobra," kata Anies, Kamis kemarin.

Akhirnya, kata Anies, Pemerintah India memutuskan untuk tidak lagi membeli kobra tersebut. Imbasnya, para peternak membebaskan ular kobra tersebut.

"Jadi malah banjir kobra. Itu kejadian di India," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com