Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kenapa Ahok-Djarot Mewacanakan Gerakan Basmi Tikus di Jakarta?

Kompas.com - 21/10/2016, 19:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Terlebih di saat bersamaan, menurut hasil sejumlah survei, elektabilitas para penantang yaitu Agus-Sylvi dan Anies-Sandi mengalami peningkatan.

(Baca: Ahok-Djarot Kuat, Tetapi Trennya Turun)

Menengok ke belakang, agak janggal melihat petahana membuat gerakan dengan pelibatan masyarakat. Kritik para penantang tepat menukik pada minimnya ajakan pelibatan masyarakat ini.

Di beberapa persoalan, untuk membereskan banyak urusan, masyarakat kerap tidak dilibatkan. Cara instan yang cepat nyata hasilnya untuk dipamerkan jadi pilihan. 

Untuk membersihkan jalan dan sungai yang memang terbukti bersih, jasa pasukan oranye dioptimalkan dengan perbaikan upah dan penghasilan. Dari sisi peningkatan kesejahtaraan dan kebersihan kota, memang membanggakan. 

Namun, untuk upaya itu, tidak ada gerakan untuk mengajak masyarakat. Semua diserahkan kepada penyedia jasa. Masyarakat tidak diajak serta bertanggung jawab dan berperan.

Tentu saja, tanggung jawab masyarakat itu bukan dengan terjun ke sungai memunguti sampah. Tidak ada warga Jakarta yang akan tergerak. Terlebih, kelas menengah sebagai isi warga Jakarta terkenal manja.

Gerakan itu bisa dengan upaya bersama tidak membuang sampah ke sungai. Bisa juga gerakan untuk mengelola sampah secara mandiri di kompleks-kompleks perumahan. Inti gerakannya adalah mengajak masyarakat bertangung jawab.

Bank sampah misalnya bisa jadi pilihan. Selain bernilai ekonomi, pengelolaan sampah secara mandiri membuat masyarakat bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.

Untuk hal ini, pelibatan masyarakat tidak terdengar dilantangkan sebagai gerakan. Yang saat ini terdengar adalah mengajak masyarakat Jakarta membasmi tikus. Untuk wacana ini, tidak jelas juga bagaimana mekanismenya.

"Tikus" urusan KPK

Padahal, untuk membasmi tikus, justru terbukti efektif jika menyewa perusahaan penyedia jasa. Selain terbukti di Istana Kepresidenan Jakarta, hadirnya KPK yang "disewa" negara membuktikan hal ini juga.

Tidak hanya "tikus" yang diringkus KPK, tetapi juga "kucing-kucingnya". Selain para maling uang negara, KPK juga menangkapi pihak-pihak yang seharusnya menangkap maling-maling itu.

Selain ada maling uang negara, di tahanan KPK ada penegak hukum juga. "Tikus" dan "kucing" diringkus bersama-sama oleh lembaga yang "disewa" negara. Dua belas tahun efektif dan nyata hasil kerja KPK.

Meskipun membanggakan bagi warga, situasi ini tentu memprihatinkan bagi penyelenggara negara. Karena itu, Presiden Jokowi menyerukan perlunya perbaikan di lembaga penegakan hukum tanpa perlu lembaga "sewa".

Paket kebijakan hukum lantas digulirkan. "Kucing-kucing" akan diberdayakan untuk menangkapi "tikus-tikus". Terlalu beresiko jika menyerahkan menangkapi "tikus" dan "kucing" kepada warga saat tidak boleh lagi "sewa" lembaga.

(Baca: Kejaksaan dan Polri Perlu Perbaikan)

Masih ingin ikut berburu tikus? Kalau saya memilih bertanggung jawab memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.

Tikus tidak akan berkembang biak di lingkungan yang bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com