Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2016, 09:38 WIB
|
EditorAna Shofiana Syatiri

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculan Amir Papalia, seorang wartawan yang mengaku melihat sosok mirip suami Mirna, Arief Soemarko, bertemu dengan barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra, cukup mengejutkan. Keluarga Wayan Mirna Salihin sampai memberikan klarifikasi terkait pengakuan Amir tersebut.

Saat memberikan klarifikasi tersebut, keluarga Mirna menghadirkan Arif, Rangga, Manajer Kafe Olivier Devi, berserta tiga rekan kerja Amir, yakni Agung, Azis dan Bimo.

Devi mengatakan, Amir pernah datang ke Kafe Olivier untuk mencari Rangga. Anehnya, Amir tidak tahu sosok Rangga. Seharusnya, Amir melihat Rangga yang sedang berada di meja barista yang dilewati Amir jika benar mengenalnya.

Amir menjelaskan bahwa dia melihat Arif dan Rangga bertemu di Grand Indonesia, bukan di Sarinah. Amir mendatangi Rangga untuk menanyakan Rangga apakah dia memiliki baju bercorak kotak-kotak seperti yang dia sangkakan.

Amir menyebut dirinya memiliki sejumlah bukti bahwa Rangga dan Arif yang meracuni Mirna. Saat Amir menuduh ada uang sebesar Rp 140 juta yang ditransfer oleh Arif kepada Rangga, Devi segera memeriksa rekening Rangga.

Saat diperiksa, tak ada jumlah uang seperti yang dimaksud Amir. Amir lalu mengancam akan memberitahukan bukti yang dia punya ke media jika tak mempertemukannya dengan Rangga.

"Dia bilang akan blow up ke media, katanya dia juga dari Mabes (Polri). Dia kasih lencana, saya bilang ya silakan," ujar Devi.

Nibras Nada Nailufar Amir Papalia, wartawan Bharindo yang mengaku melihat orang yang mirip dengan suami Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko bertemu dengan barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra, mendatangi Lembaga Penrlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jumat (21/10/2016).
Agung, salah seorang teman Amir, menceritakan, pada 23 September 2016, dia dan Azis bertemu Amir ketika meliput sertijab Kapolda Metro Jaya. Saat itu, Amir bercerita bahwa dirinya mengetahui siapa pembunuh Mirna.

Ketika ditanyakan sumber informasi tersebut, Amir mengaku mendapatkan bukti dari seseorang yang ia sebut "orang tua" atau paranormal.

Mendengar jawaban Amir, Agung dan Azis (teman Amir) segera menasihati untuk tidak menemui ayah Mirna, Darmawan Salihin. Sebab, Amir mengaku berniat bertemu dengan Darmawan untuk menyampaikan mengenai pembunuh Mirna.

Azis mengatakan, apa yang diucapakan Amir dalam duplik yang dibacakan Jessica Kumala Wongso saat persidangan sangat berbeda dengan apa yang disampaikan Amir kepadanya. Amir menyebut bahwa bukti yang didapatkannya berasal dari paranormal.

Ditambahkan Azis, Amir bukanlah sosok yang benar-benar bekerja sebagai wartawan. Azis mengatakan Amir kerap melakukan pekerjaan sampingan sebagai calo penerimaan pegawai.

"Saya awalnya percaya, tapi waktu dia bilang dapat dari orang tua, ya kami cuekin. Saya bilang 'Pak Amir, harus ada buktinya, jangan hanya bicara'," ujar Azis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ini Langkah Pemkot Tangerang Cegah Sampah Menumpuk Lagi di Bahu Jalan Pasar Rubuh

Ini Langkah Pemkot Tangerang Cegah Sampah Menumpuk Lagi di Bahu Jalan Pasar Rubuh

Megapolitan
Natalia Rusli Dituntut 1 Tahun 3 Bulan, Penasihat Hukum: Jaksa Ragu-ragu

Natalia Rusli Dituntut 1 Tahun 3 Bulan, Penasihat Hukum: Jaksa Ragu-ragu

Megapolitan
Bertahun-tahun Diberi Wejangan Jangan Buang Tinja ke Kali, Warga Ujung Menteng Selalu Cuek

Bertahun-tahun Diberi Wejangan Jangan Buang Tinja ke Kali, Warga Ujung Menteng Selalu Cuek

Megapolitan
Lurah Ungkap Alasan Warga Ujung Menteng Ngotot Buang Limbah Tinja ke Kali Irigasi

Lurah Ungkap Alasan Warga Ujung Menteng Ngotot Buang Limbah Tinja ke Kali Irigasi

Megapolitan
Kuasa Hukum WN Kanada Buronan Interpol Ajukan Pra-Peradilan, Sebut Penangkapan Kliennya Janggal

Kuasa Hukum WN Kanada Buronan Interpol Ajukan Pra-Peradilan, Sebut Penangkapan Kliennya Janggal

Megapolitan
8 Truk Dikerahkan Angkut Sampah yang 'Makan' Bahu Jalan di Pasar Rubuh Tangerang

8 Truk Dikerahkan Angkut Sampah yang "Makan" Bahu Jalan di Pasar Rubuh Tangerang

Megapolitan
Keluh Warga dengan Kemacetan Depan GIS Condet, Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir dan Wajibkan Siswa Naik Bus Sekolah

Keluh Warga dengan Kemacetan Depan GIS Condet, Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir dan Wajibkan Siswa Naik Bus Sekolah

Megapolitan
Kuasa Hukum Akui Luhut Ada di Jakarta tapi Tak Hadiri Sidang Haris-Fatia, Ini Penjelasannya

Kuasa Hukum Akui Luhut Ada di Jakarta tapi Tak Hadiri Sidang Haris-Fatia, Ini Penjelasannya

Megapolitan
Kemendikbud Minta Mahasiswa STIE Tribuana Lapor Polisi karena Diminta Bayar Usai Izin Kampus Dicabut

Kemendikbud Minta Mahasiswa STIE Tribuana Lapor Polisi karena Diminta Bayar Usai Izin Kampus Dicabut

Megapolitan
Barang Bukti Narkoba Kualitas Tinggi Senilai Rp 7 Miliar Diblender, lalu Dibuang ke Selokan

Barang Bukti Narkoba Kualitas Tinggi Senilai Rp 7 Miliar Diblender, lalu Dibuang ke Selokan

Megapolitan
Natalia Rusli Dituntut 1 Tahun 3 Bulan Penjara, Korban: Kami Berharap 2,5 Tahun

Natalia Rusli Dituntut 1 Tahun 3 Bulan Penjara, Korban: Kami Berharap 2,5 Tahun

Megapolitan
Menjawab Komplain Limbah Tinja di Aliran Kali Irigasi dengan 'Zero BABS'

Menjawab Komplain Limbah Tinja di Aliran Kali Irigasi dengan "Zero BABS"

Megapolitan
Heru Budi: LRT Jakarta Itu Proyek Strategis Nasional, Harus Jalan!

Heru Budi: LRT Jakarta Itu Proyek Strategis Nasional, Harus Jalan!

Megapolitan
Akui Bikin Macet Tiap Hari, SD GIS Mengaku Sudah Lakukan yang Terbaik

Akui Bikin Macet Tiap Hari, SD GIS Mengaku Sudah Lakukan yang Terbaik

Megapolitan
Kuasa Hukum Akan Beberkan Tak Stabilnya Kondisi D akibat Dianiaya Mario Dandy dalam Sidang

Kuasa Hukum Akan Beberkan Tak Stabilnya Kondisi D akibat Dianiaya Mario Dandy dalam Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com