JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculan Amir Papalia, seorang wartawan yang mengaku melihat sosok mirip suami Mirna, Arief Soemarko, bertemu dengan barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra, cukup mengejutkan. Keluarga Wayan Mirna Salihin sampai memberikan klarifikasi terkait pengakuan Amir tersebut.
Saat memberikan klarifikasi tersebut, keluarga Mirna menghadirkan Arif, Rangga, Manajer Kafe Olivier Devi, berserta tiga rekan kerja Amir, yakni Agung, Azis dan Bimo.
Devi mengatakan, Amir pernah datang ke Kafe Olivier untuk mencari Rangga. Anehnya, Amir tidak tahu sosok Rangga. Seharusnya, Amir melihat Rangga yang sedang berada di meja barista yang dilewati Amir jika benar mengenalnya.
Amir menjelaskan bahwa dia melihat Arif dan Rangga bertemu di Grand Indonesia, bukan di Sarinah. Amir mendatangi Rangga untuk menanyakan Rangga apakah dia memiliki baju bercorak kotak-kotak seperti yang dia sangkakan.
Amir menyebut dirinya memiliki sejumlah bukti bahwa Rangga dan Arif yang meracuni Mirna. Saat Amir menuduh ada uang sebesar Rp 140 juta yang ditransfer oleh Arif kepada Rangga, Devi segera memeriksa rekening Rangga.
Saat diperiksa, tak ada jumlah uang seperti yang dimaksud Amir. Amir lalu mengancam akan memberitahukan bukti yang dia punya ke media jika tak mempertemukannya dengan Rangga.
"Dia bilang akan blow up ke media, katanya dia juga dari Mabes (Polri). Dia kasih lencana, saya bilang ya silakan," ujar Devi.
Ketika ditanyakan sumber informasi tersebut, Amir mengaku mendapatkan bukti dari seseorang yang ia sebut "orang tua" atau paranormal.
Mendengar jawaban Amir, Agung dan Azis (teman Amir) segera menasihati untuk tidak menemui ayah Mirna, Darmawan Salihin. Sebab, Amir mengaku berniat bertemu dengan Darmawan untuk menyampaikan mengenai pembunuh Mirna.
Azis mengatakan, apa yang diucapakan Amir dalam duplik yang dibacakan Jessica Kumala Wongso saat persidangan sangat berbeda dengan apa yang disampaikan Amir kepadanya. Amir menyebut bahwa bukti yang didapatkannya berasal dari paranormal.
Ditambahkan Azis, Amir bukanlah sosok yang benar-benar bekerja sebagai wartawan. Azis mengatakan Amir kerap melakukan pekerjaan sampingan sebagai calo penerimaan pegawai.
"Saya awalnya percaya, tapi waktu dia bilang dapat dari orang tua, ya kami cuekin. Saya bilang 'Pak Amir, harus ada buktinya, jangan hanya bicara'," ujar Azis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.