JAKARTA, KOMPAS.com - Saryono Noto dan Endang Istianti menyampaikan kata sambutan di hadapan puluhan relawan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (26/10/2016) siang.
Keduanya hadir sebagai tamu undangan yang mewakili dua institusi berbeda, yaitu Saryono dari KPU Jakarta Barat dan Endang dari Panwaslu Jakarta Barat.
"Bapak, Ibu, saya mau mengingatkan bahwa masa kampanye baru dimulai dua hari lagi, yaitu tanggal 28 Oktober. Jadi, sabar-sabar dulu, ya," kata Saryono melalui pengeras suara.
(Baca juga: Ada Perwakilan KPU Jakbar di Acara Lulung Dukung Agus-Sylvi, Ketua KPU DKI Bingung)
Saryono kemudian menjelaskan mekanisme pengaturan alat peraga yang dalam pilkada serentak kali ini diatur oleh KPUD, bukan dari tim pasangan calon.
Dia turut menyinggung tentang acara pengundian nomor pemilihan pasangan calon yang digelar Rabu (25/10/2016) malam.
Melalui pengundian itu, pasangan Agus-Sylvi mendapatkan nomor satu.
Berikutnya giliran Endang yang menyampaikan kata sambutan.
Tidak seperti Saryono, Endang berbicara lebih singkat dengan menyampaikan poin-poin dan menginformasikan bahwa semua rangkaian kegiatan kampanye akan diawasi betul-betul oleh Bawaslu dan Panwaslu.
Salah satu tokoh yang berbicara sebagai narasumber, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana, merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan Saryono dan Endang.
Pria yang akrab disapa Lulung itu mengaku sengaja mengundang pihak KPU dan Panwaslu agar dapat mengawasi jalannya rangkaian acara di sana.
Acara tersebut dinamai "Deklarasi Jakarta untuk Rakyat" dari kelompok relawan pendukung Agus-Sylvi yang bernama "Gerbang Monas (Membangun Orientasi Nasional)".
Acara ini turut dihadiri sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta lainnya.
(Baca juga: KPU DKI Imbau Pemilih Pastikan Namanya Terdaftar dalam DPS)
Adapun Lulung telah menyatakan dukungannya terhadap pasangan Agus-Sylvi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sebelumnya, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno dan Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengaku tidak tahu ada anggotanya yang menghadiri acara tersebut.
Kepada Kompas.com, mereka berdua mengatakan bahwa sebaiknya anggota tidak hadir dalam acara seperti itu guna menjaga prinsip independensi dan netralitas selama pilkada berlangsung.