Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok-Djarot Disebut Bisa Kalah jika Pilkada DKI Berlangsung Dua Putaran

Kompas.com - 31/10/2016, 07:39 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) melakukan survei opini publik menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sebesar 21 persen.

lektabilitas pasangan nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 27,5 persen. Kemudian, elektabilitas pasangan nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sebesar 23,9 persen.

Sementara itu, 27,5 persen responden belum menentukan pilihannya. Pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengatakan bahwa elektabilitas Ahok-Djarot masih memimpin, namun trennya menurun.

"Pemilih Ahok-Djarot berpindah ke swing voters (belum menentukan pilihan)," ujar Hendri, Minggu (30/10/2016).

(Baca: Elektabilitas Ahok-Djarot 44 Persen, Berharap Menang Satu Putaran)

KedaiKOPI juga melakukan survei terkait peluang pasangan lain dalam mengalahkan calon petahana, Ahok-Djarot. Hasilnya, pasangan Agus-Sylviana 40,1 persen berpeluang mengalahkan Ahok-Djarot, sedangkan Anies-Sandi memiliki peluang 40,6 persen.

"Head to head", Ahok-Djarot mungkin kalah

Survei KedaiKOPI menunjukkan Ahok-Djarot mungkin kalah jika Pilkada DKI 2017 berlangsung dua putaran. Hal ini dilihat dari kemungkinan head to head ketiga pasang calon kepala daerah pada babak kedua pilkada.

Simulasi pertama yang dilakukan adalah menghadapkan Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi. Hasilnya, Anies-Sandi dipilih oleh 43,9 persen responden, sedangkan Ahok-Djarot mendapat 37,3 persen suara. Sementara itu, 18,7 persen responden lainnya tidak memilih.

Skenario kedua adalah head to head antara Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot. Hasilnya, Ahok-Djarot menjaring 33,9 persen responden, sedangkan Agus-Sylvi memeroleh suara sebesar 48,1 persen. Sementara responden yang tidak menjawab sebanyak 18 persen.

Menurut Hendri, kemungkinan Ahok-Djarot tertinggal apabila head to head ini berkaitan dengan elektabilitas Ahok yang menurun.

Faktor yang memicu turunnya elektabilitas Ahok di antaranya terkait dengan polemik pengutipan ayat suci oleh Ahok, gaya komunikasi yang dinilai tidak santun, kerap melakukan penggusuran, pernah dipanggil KPK, dan tim sukses yang tidak melibatkan kelompok relawan "Teman Ahok".

(Baca: Demokrat Sebut Elektabilitas 21 Persen sebagai Modal Besar Agus-Sylviana Menang Pilkada DKI)

Simulasi terakhir dilakukan dengan mempertemukan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi. Hasilnya, Agus-Sylvi memperoleh 39,8 persen suara, sedangkan Anies-Sandi mendapatkan 39,2 persen responden. Sementara itu, sebanyak 21 persen responden tidak menentukan pilihan.

Survei KedaiKOPI ini dilakukan pada 19-24 Oktober 2016 dengan melibatkan 694 responden di lima kota administratif dan satu kabupaten di Jakarta.

Survei dilakukan secara tatap muka dengan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 4 persen. Hendri menyatakan bahwa survei ini dilakukan menggunakan dana internal KedaiKOPI.

Kompas TV Di Balik Pengambilan Nomor Urut Cagub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com