JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat masuk ke permukiman warga di pinggir Kali Angke yang penuh bangunan liar saat blusukan di Pejagalan, Kamis (3/11/2016). Di sepanjang jalan itu, banyak gerobak-gerobak milik warga.
Melihat itu, Djarot sempat terdiam sesaat dan menggelengkan kepala. Dia pun mencari-cari ketua RT setempat. Tidak lama kemudian, datanglah Hengky Sumardi yang merupakan ketua RT di permukiman itu.
"Begini Pak, ini bagaimana menata kampung ini?" ujar Djarot kepada Hengky.
Hengky menjelaskan kebanyakan warga yang tinggal di bangunan liar ini adalah warga pendatang. Dia membagi permukiman ini dengan dua kelompok yang terdiri dari beberapa warga.
Untuk berkoordinasi, biasanya dia berbicara dengan dua pemimpin kelompok itu. Djarot pun mulai menanyakan rencana untuk melakukan penertiban di kawasan itu.
"Kalau kita lakukan normalisasi, kasih tempat layak, bagaimana?" tanya Djarot kepada Hengky.
Hengky menjawab pada dasarnya warga bisa diajak berdiskusi. Jika ingin melakukan penggusuran, Hengky meminta Djarot tidak asal bongkar melainkan berdiskusi dulu dengan warga.
"Tolonglah diajak dialog dulu, bagaimana solusi ke depannya. Apakah penataan kampung deret bisa dibuat? Mereka sudah nyaman di sini karena roda ekonomi berjalan di sini," ujar Hengky. "Bagaimana ya warga di sini kalau seperti ini," ujar Djarot. (Baca: "Jangan Digusur Ya Pak Djarot, Jangan Digusur")
Djarot pun berjanji akan mengurus masalah ini. Dia menyuruh ajudannya menyimpan nomor kontak Hengky agar bisa dihubungi. Sebenarnya, sore ini Djarot sedang blusukan dalam rangka kampanye Pilkada DKI 2017. Dia menyapa satu per satu warga yang dia temui.