Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Mari Sepuluh Jari, Menyejukkan Suasana Ini

Kompas.com - 07/11/2016, 13:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR RI, Ruhut Sitompul, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berbagai isu yang dihembuskan oknum provokator terkait dugaan kasus penistaan agama oleh calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dia meminta masyatakat untuk menunggu hasil penyelidikan kepolisian.

"Mari sepuluh jari (mengajak tenang), menyejukkan suasana ini. Ada adu domba, rakyat Indonesia cerdas," kata Ruhut, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016).

(Baca juga: Ruhut Berharap Masyarakat Terima Apa Pun Putusan Hukum Terkait Ahok)

Ruhut mengatakan, banyak pihak berpandangan bahwa Mabes Polri tidak menyelidiki kasus pengutipan ayat suci oleh Ahok.

Menurut Ruhut, anggapan itu salah. Ia menilai kepolisian sudah bekerja dengan baik dalam menangani kasus ini.

Kepolisian, kata dia, sudah memanggil pihak terkait untuk menyelidiki kasus tersebut.

Selain itu, kata dia, Ahok telah berinisiatif untuk memberi keterangan kepada kepolisian pada pertengahan Oktober lalu.

"Saya tegaskan, kita negara hukum. Presiden Jokowi tegas ingin menjadikan hukum itu sebagai panglima," kata juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot tersebut.

Hari ini, Ahok memenuhi panggilan Bareskrim Mabes Polri terkait laporan masyarakat terhadap dirinya yang mengutip ayat suci.

Terkait penanganan kasus ini, Ruhut mengapresiasi kinerja Bareskrim Mabes Polri.

"Kami ingin kasus terang benderang, tidak ada penistaan agama yang dilakukan Pak Ahok. Tapi kalau memang ada penistaan agama, kami punya calon akan dinaikkan kelasnya (kasusnya menjadi penyidikan), sekarang masih penyelidikan bukan penyidikan," kata Ruhut.

Tapi bila nanti memang tidak ada (tidak terbukti penistaan agama), kita juga harus terima, kita saling menghargai," sambung dia.

(Baca juga: Tiga Ahli yang Diperiksa Bareskrim Terkait Kasus Ahok Senin Ini)

Sebelumnya, Ahok dilaporkan sejumlah pihak ke polisi terkait pernyataannya yang diduga menista agama.

Aksi unjuk rasa yang diinisiasi organisasi massa keagamaan pun digelar pada Jumat (4/11/2016).

Mereka menuntut polisi memproses hukum Ahok. Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui pengunjuk rasa berjanji bahwa Polri akan menyelesaikan perkara ini dalam waktu dua pekan.

Kompas TV Kronologi Kasus Dugaan Penistaan Agama Oleh Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com