JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara tim kampanye calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Bestari Barus, mengatakan timnya belum berencana membuat iklan Ahok-Djarot di televisi.
Karena itu, dia menilai salah alamat jika ada pihak yang melaporkan dugaan pelanggaran kampanye dilakukan tim pemenangan Ahok-Djarot.
Bestari menegaskan, iklan televisi yang menampilkan kontrak politik Ahok-Djarot dengan PPP kubu Djan Faridz bukan dibuat oleh tim pemenangan Ahok-Djarot.
"Saudara Azis (Ketua DPW PPP DKI kubu Romahurmuziy, Abdul Azis) tanyakan dulu yang jelas kepada penyelenggara iklan itu. Misalnya dibuat oleh PPP Djan Faridz, tanyakan dulu ke dia," ujar Bestari, kepada Kompas.com, Senin (7/11/2016).
(Baca: Iklan Kampanye Ahok-Djarot Dilaporkan ke Bawaslu dan KPI)
Bestari mengatakan iklan tersebut tidak mewakili tim pemenangan Ahok-Djarot. Tidak mungkin iklan yang dibuat tim pemenangan hanya menampilkan lambang satu partai saja.
Menurut Bestari, lambang semua partai pengusung akan dipasang jika tim pemenangan Ahok-Djarot berniat membuat iklan di televisi.
Bestari juga mengatakan PPP kubu Romahurmuziy harus menjelaskan siapa yang mereka laporkan ke Bawaslu terkait dugaan pelanggaran iklan kampanye itu.
"Kalau itu dari PPP yang dilaporkan ke Bawaslu, terus yang dilaporkan tim Ahok-Djarot, itu kayaknya salah alamat dan tindakan yang kurang cerdas kayaknya. Karena kami enggak ngerti soal iklan itu," ujar dia.
(Baca: Bawaslu DKI Telusuri Dugaan Pelanggaran Iklan Kampanye Ahok-Djarot di Media Massa)
DPW PPP DKI Jakarta kubu Romahurmuziy sebelumnya melaporkan dugaan pelanggaran iklan kampanye yang menyiarkan kontrak politik Ahok-Djarot dengan PPP Kubu Djan Faridz.
Tayangan tersebut disiarkan pada 3 November 2016, antara pukul 20.56 - 20.57 WIB. Menurut Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abdul Aziz, iklan tersebut merugikan PPP kubu Romahurmuziy yang mendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur lainnya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Iklannya membunyikan kontrak politik antara PPP dengan paslon Ahok-Djarot, lalu ditutup dengan lambang PPP. Artinya, kami merasa dirugikan dalam konteks PPP kan paslonnya Agus-Sylvi, bukan Ahok-Djarot," kata Azis yang berada di kubu Romahurmuziy tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.