JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib guru honorer menjadi salah satu persoalan yang kerap dikeluhkan warga Jakarta saat bertemu dengan calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Tak terkecuali saat Anies blusukan di Kampung Belakang, Jakarta Barat, Senin (7/11/2016).
(Baca juga: Anies Diminta Rutin Datangi Kampung Belakang)
Seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru honorer selama belasan tahun meminta Anies memerhatikan nasibnya. Ia tak kunjung diangkat sebagai PNS.
Menanggapi hal itu, Anies berjanji untuk memerhatikan nasib guru honorer. Namun, ia tak akan serta merta langsung mengangkat semua guru honorer di Jakarta.
Anies mengatakan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, jumlah guru honorer di Indonesia mengalami peningkatan 10 kali lipat sejak 2000.
"Guru honorer itu tahun 2000, jumlahnya 84.000 guru honorer. Sekarang jumlahnya 820.000. Naiknya 10 kali lipat," kata Anies di Kampung Belakang, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Sementara itu, lanjut dia, penambahan jumlah siswa tak sebanding dengan pertambahan guru honorer yang mencapai 10 kali lipat tersebut.
Menurut Anies, kondisi ini terjadi lantaran pengangkatan guru honorer secara besar-besaran.
"Saya lebih baik katakan terus terang, daripada menjelang pilkada, semua mau diangkat, pokoknya asal janji. Saya enggak mau," kata dia.
Kendati demikian, Anies memastikan akan mempriotaskan nasib guru honorer di Jakarta.
(Baca juga: Sandiaga: Waktu Pak Anies Jadi Menteri, KIP Ditolak Sama Pak Basuki)
Namun, tambah dia, pengangkatan guru honorer tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Salah satu sistem yang bisa dilakukan adalah dengan mengangkat guru honorer di tempat yang membutuhkan.
"Bapak, Ibu harus tahu, pengangkatan itu bukan sekadar menjadi pegawai, tetapi kebutuhan terpenuhi," katanya.