Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2016, 09:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya kekerabatan angkat dengan keluarga Andi Baso Amir, salah satu keluarga muslim. Baso Amir telah lama wafat sejak 1990. Sedangkan istrinya, Misribu, wafat pada 2014.

Saat ini, anggota keluarga Baso Amir yang masih aktif berhubungan dengan Ahok adalah anak tertuanya, Andi Analta Amir (53).

Menurut Analta, ayahnya dan ayah Ahok, Indra Tjahaja Purnama, merupakan teman akrab. Keakraban itulah yang membuat ayahnya sudah mengganggap Ahok dan saudara-saudara kandungnya yang lain seperti anak sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Ibu saya pernah cerita kalau ayah Ahok dan ayah saya sudah berikrar disaksikan ibu saya, 'kita saudara dunia akhirat. Anakmu anakku, anakku anakmu'," kata Analta saat ditemui di Sekretariat Tim Kampanye Ahok, di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).

Analta bercerita, pada sekitar 1990, tak lama setelah ayahnya meninggal, Indra membawa Ahok yang saat itu baru lulus kuliah ke kantornya.

Kepada Analta, Indra meminta tolong agar Ahok dipekerjakan di perusahaannya yang bergerak di bidang pertambangan. Semasa kuliah, Ahok memang mengambil jurusan geologi.

"Dititipnya juga dalam artian dia minta agar si Ahok ini bisa saya  betul-betul gembleng," kata pria yang sering mengenakan sorban ini.

KOMPAS.COM/DIAN REINIS KUMAMPUNG Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri upacara pemberkatan Sandra Dewi dengan Harvey Moeis di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).
Menurut Analta, Ahok bekerja sebagai pekerja magang selama tiga bulan. Sampai akhirnya, ibunya menyarankan agar Analta membiayai pendidikan S2 dan membuatkan sebuah perusahaan untuk Ahok.

"Jadi dia dibikinin perusahaan. Dimodalin jadi konglomerat aja, enggak usah kerja," kata Analta.

Perusahaan yang dibuatkan Analta untuk Ahok diberi nama Nurindra Eka Persada. Menurut Analta, perusahaan yang bergerak di bidang penambangan pasir silika di Pulau Belitung itu maju pesat di bawah pimpinan Ahok.

Kemajuan perusahaan itulah yang disebutnya menjadi modal Ahok untuk maju ke dunia politik. Menurut Analta, Ahok sangat mirip dengan Indra. Yang paling mencolok yang dapat dilihat adalah hobinya berbicara tentang banyak hal.

"Kalau 10 jam duduk sama bapak Ahok, itu 10 jam dengerin dia ngoceh. Ngoceh-nya soal administrasi negara," kenang Analta.

Analta mengatakan, Indra semasa hidupnya cukup sering mengeluhkan kondisi birokrasi pemerintahan yang dinilainya lamban dan mempersulit masyarakat. Hal itulah yang membuat Indra sering menyarankan agar anak-anaknya terjun ke pemerintahan.

"Kata dia kalau mau berbuat baik harus ke pemerintahan. Kalau konglomerat sukses-suksesnya paling bisa bantu maksimal 1.000 orang. Kalau di pemerintahan bisa 1 juta orang," ucap Analta menirukan ucapan Indra.

Menurut Analta, Indra sangat mengagumi Jenderal Muhammad Yusuf, Pangab sekaligus Menkopolkam era 1970-an. Karena Jenderal Yusuf dianggap jujur, tegas, dan bersih.

Kekaguman itulah yang dinilai Analta membuat Indra mendidik anak-anaknya agar bisa punya karakterisitik seperti Jenderal Yusuf. Analta menilai, karakteristik yang ada pada Ahok saat ini merupakan wujud dari karakter yang diinginkan Indra.

"Ahok yang sekarang wujud dari semangat ayahnya. Wujud Jenderal Yusufnya itu semua ada di Ahok," kata Analta.

Kompas TV Ahok Fokus Pada Penanganan Banjir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Megapolitan
Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Megapolitan
Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Megapolitan
Siasat Muncikari Jerat Anak di Bawah Umur ke dalam Prostitusi 'Online', Berawal dari Masuk ke Jaringan Pergaulan

Siasat Muncikari Jerat Anak di Bawah Umur ke dalam Prostitusi "Online", Berawal dari Masuk ke Jaringan Pergaulan

Megapolitan
Kaesang Merapat, DPD PSI Berharap Wacana 'Nyalon' Wali Kota Depok Jadi Kenyataan

Kaesang Merapat, DPD PSI Berharap Wacana "Nyalon" Wali Kota Depok Jadi Kenyataan

Megapolitan
Hendak Tawuran, Tiga Remaja Bersenjata Tajam Diciduk Polisi di Pasar Minggu

Hendak Tawuran, Tiga Remaja Bersenjata Tajam Diciduk Polisi di Pasar Minggu

Megapolitan
Kebakaran di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Bukan di Area yang Ramai PKL

Kebakaran di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Bukan di Area yang Ramai PKL

Megapolitan
Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Megapolitan
Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan 'Debt Collector' Saat Suami di Luar Kota

Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan "Debt Collector" Saat Suami di Luar Kota

Megapolitan
Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Megapolitan
'Debt Collector' di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

"Debt Collector" di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

Megapolitan
Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, 'Debt Collector' Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, "Debt Collector" Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Megapolitan
Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Megapolitan
Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com