JOMBANG, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berharap Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa ditetapkan sebagai pahlawan nasional, tahun depan.
Menurut Djarot, Gus Dur layak untuk mendapat predikat itu.
"Ya semoga tahun depan, Gus Dur bisa jadi pahlawan nasional. Dari rekam jejaknya sudah pantas ya," ujar Djarot di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (11/11/2016).
Doa ini dia ucapkan ketika berbicara di depan santri Pesantren Tebuireng. Pesantren ini didirikan oleh KH Hasyim Asyari yang merupakan kakek Gus Dur.
Djarot mengatakan Hasyim Asyari merupakan pahlawan nasional yang menyalakan semangat revolusi jihad. Dia berharap Gus Dur bisa menjadi pahlawan nasional seperti leluhurnya.
Nama Gus Dur menjadi salah satu yang diharapkan beberapa pihak untuk menjadi pahlawan nasional tahun ini. Namun, hal itu tidak terjadi.
Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional kepada tokoh Nahdlatul Ulama, almarhum Kiai Haji As'ad Syamsul Arifin. Upacara penganugerahan digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
As'ad lahir pada1897 di kota Mekkah dan wafat pada 4 Agustus 1990 di Situbondo, Jawa Timur. Semasa hidupnya, As'ad menjadi pengasuh dari pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah yang terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. (Baca: Ziarah ke Makam Gus Dur, Djarot Bantah Ingin Dekati Warga NU)
As'ad banyak berjasa menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Jabatan terakhirnya di Nahdlatul Ulama adalah sebagai Dewan Penasihat. Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera kepada dua tokoh, yakni almarhum Mayor Jenderal (Purn) Andi Mattalatta, tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan; dan almarhum Letnan Kolonel Inf (Anumerta) Sroedji, tokoh dari Provinsi Jawa Timur.