Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ini Tetap Pilih Ahok Apa Pun Hasil Gelar Perkara oleh Polri

Kompas.com - 16/11/2016, 08:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkena masalah dalam pengutipan ayat suci Al Quran saat di Kepulauan Seribu. Akibatnya, Ahok diduga melakukan penistaan agama sehingga menimbulkan polemik.

Warga Jakarta pun tampaknya memiliki pandangan yang berbeda-beda. Mereka akan menerima apa pun keputusan Bareskrim Polri, apakah menjadikan Ahok tersangka atau tidak. Warga tetap akan memilihnya.

Panha (35), misalnya. Warga yang tinggal di Ciracas, Jakarta Timur, ini berpendapat tak seharusnya Ahok dijadikan tersangka dalam kasus tersebut.

Bahkan, Panha mengatakan, ada unsur politik dalam kasus tersebut.

"Tidak setuju Pak Ahok jadi tersangka. Kayaknya, sih (kasus) buat jatuhin doang. Seharusnya, kalau agama, ya urusannya masing-masing," ucap Panha di depan rumahnya, di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11/2016).

Sementara Jumiyati (40), warga Gang Kedoya, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur, berpikiran sama dengan Panha.

Menurut dia, Ahok sudah meminta maaf, dan sebagai Muslim dia menerima maaf tersebut.

"Kan sudah minta maaf. Ya, namanya juga manusia, kadang-kadang bisa keceplosan," ucap Jumiyati.

Gelar perkara kasus dugaan penistaan agama sesuai Pasal 156a KUHP yang melibatkan Ahok digelar di Mabes Polri, Jakarta, dilakukan pada Selasa (15/11/2016).

Setelah gelar perkara, tim penyidik akan menyimpulkan kasus ini bisa ditingkatkan ke penyidikan atau tidak.

Kesimpulannya akan disampaikan pada Rabu ini atau Kamis mendatang.

Mengenai kasus yang tengah berjalan tersebut, tersangka atau tidak, warga tak terpengaruh dengan status Ahok sebagai tersangka.

Sebab, beberapa program yang dicanangkan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat dirasa dapat mengubah Jakarta.

"Kartu Jakarta Pintar, lingkungan bersih, banjir cepat surut. Ya, kalau jadi tersangka enggak ngaruh sih, tetap pilih," ucap Panha, ibu rumah tangga dua anak ini.

Mengenai kasus yang tengah menimpanya, Ahok meyakini Polri bekerja secara profesional dalam mengusut kasusnya.

Jika nanti kasusnya naik ke penyidikan, Ahok berharap kasusnya segera cepat dibawa ke pengadilan dan bisa ditonton banyak orang.

"Saya yakin saya tidak salah. Saya tidak ada niat kok," kata Ahok di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2016). (Dennis Destryawan)

Kompas TV Ahok: Saya Yakin Tidak Salah, Gak Ada Niat Kok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com