JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir sebulan setelah diluncurkan pada 20 Oktober 2016 lalu, layanan Transjakarta Cares terus kebanjiran order.
Penanggung jawab Transjakarta Cares, Muhamad Hartono mengatakan, dalam sehari Transjakarta Cares bisa melayani lebih dari 10 pelanggan.
"Alhamdulillah setiap hari ada (yang pesan), bahkan kami keteteran karena kekurangan unit," kata Hartono kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2016).
Hartono menuturkan, dengan lima mobil dan 27 petugas, layanan Transjakarta Cares baru dapat dinikmati mulai pukul 08.00 hingga 17.00 di dalam wilayah Jakarta.
Warga yang ingin mendapat layanan tersebut harus memesan satu hingga dua hari sebelumnya.
"Tapi antusiasme masyarakat tinggi juga ya, banyak mereka yang post di medsos," kata Hartono.
(Baca: Mencoba Layanan Transjakarta "Cares")
Setiap harinya, Hartono menerima pesanan dan menjadwalkan pengantaran penumpang ke lima armada yang tersedia.
Setiap armada diisi seorang pengemudi dan dua pendamping. Penumpang akan dijemput di rumahnya atau lokasi mana saja di Jakarta lalu diantar ke halte bus Transjakarta terdekat.
Khusus bagi pengguna kursi roda, akan diantar ke halte yang ramah penyandang disabilitas. Di halte tujuan, satu armada baik yang sama maupun berbeda akan kembali menjemput penumpang dan mengantarnya ke tempat tujuan.
Transjakarta Cares yang melayani penjemputan penumpang difabel di Jakarta saat ini baru memiliki lima kendaraan. Satu Toyota NaveOne dan empat Daihatsu Luxio. Tiga di antaranya dimodifikasi supaya beratap tinggi dan dipasang ramp untuk pengguna kursi roda.
Di dalamnya, ada peralatan P3K dan kursi roda. Penumpangnya akan berasa seperti naik kendaraan pribadi. Boleh minta pendingin dikurangi, ditambah, maupun mendengarkan musik.
Layanan Transjakarta Cares menjemput penyandang difabel, orang sakit, dan lansia dari rumah atau lokasi mana saja di Jakarta. Mereka lalu diantar ke halte Transjakarta terdekat.
Untuk menikmati layanan ini, masyarakat penyandang disabilitas bisa menelepon ke hotline 1500-102.
Para petugas Transjakarta Cares tetap dituntut untuk kerja profesional. Mereka tak diperbolehkan menerima tip dalam bentuk uang atau apapun dari penumpang.
Sebab, layanan ini disediakan gratis untuk masyarakat.
"Kalau ada yang menerima, tegas, kami tidak boleh," ujar Hartono.
(Baca: Mengenal "Transjakarta Cares", Layanan Antar Jemput Gratis untuk Penyandang Disabilitas)