Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpatisan Dipukul, Tim Hukum Ahok-Djarot Minta Ketegasan Polisi

Kompas.com - 17/11/2016, 10:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim advokasi dan hukum pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, menyayangkan pemukulan dari sekelompok orang tak dikenal kepada Kaesih (50), salah satu simpatisan yang hadir dalam kampanye Djarot di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).

Hal itu diungkapkan oleh salah satu anggota tim advokasi dan hukum, Ronny Talapessy, saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (17/11/2016) pagi.

"Menurut kami, ini sudah keterlaluan. Perempuan yang ikut kampanye bisa-bisanya dipukul seperti itu. Bagi kami, ini sudah merupakan bentuk pengeroyokan, penganiayaan berat," kata Ronny.

Dia berharap, aparat kepolisian dan Bawaslu DKI Jakarta sebagai pihak yang berwenang, dapat tegas menyikapi kejadian ini. Ada pun pada saat pemukulan itu, memang sudah terjadi ketegangan antara kelompok pendukung Basuki-Djarot dengan massa pendemo yang menolak kedatangan Djarot.

Ketika Djarot meninggalkan lokasi, polisi juga disebut sudah mengarahkan kedua kelompok massa ini untuk bubar ke arah yang berlainan. Namun, saat pendukung Basuki-Djarot hendak beranjak dari lokasi, tiba-tiba ada sekelompok orang tak dikenal menghadang mereka.

Kaesih yang ada di sana tiba-tiba dipukul oleh sekelompok orang yang menghadang itu. Menurut Kaesih, orang yang memukul ada sekitar empat orang laki-laki dengan rentang umur antara 20 sampai 50 tahun.

Meski telah dipukul, Kaesih mengaku tidak akan berhenti untuk mendukung Basuki dan Djarot sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pilihannya.

"Dia bilang, akan tetap dukung Pak Ahok (sapaan Basuki) dan Djarot, apapun yang terjadi," ujar Ronny. (Baca: Anggotanya Dipukul Penghadang, DPC PDI-P Jaktim Demo Polres Jaktim)

Kaesih mengalami luka memar di bagian belakang kepalanya. Dia telah menjalani visum di RS Polri sesaat setelah kejadian. Hasil visum tersebut akan dilengkapi sebagai bukti tambahan laporan polisi yang telah dibuat pada Rabu malam di Polres Metro Jakarta Timur.

Kaesih melaporkan dugaan penganiayaan sesuai Pasal 352 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dengan laporan polisi Nomor: 1063 / K / XI / 2016 / RESTRO JAKTIM. Laporan dilayangkan pukul 22.50 WIB kemarin.

Kompas TV Djarot Datangi Relawan Ahok-Djarot di Cipinang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com