Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Sikap Anies-Sandi Terkait Reklamasi

Kompas.com - 22/11/2016, 10:36 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai menjalani seluruh agenda blusukan pada Senin (22/11/2016) sore, topik reklamasi teluk Jakarta tiba-tiba menjadi perhatian Sandiaga Uno. Petang itu di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sandiaga baru saja selesai menjawab pertanyaan wartawan soal program Anies-Sandi mencetak usaha bagi masyarakat Jakarta.

Saat akan meninggalkan lokasi, seorang warga yang tak diketahui namanya tiba-tiba menanyakan masalah reklamasi ke Sandiaga.

"Kalau reklamasi gimana, Bang?" tanya warga itu.

"Kalau kami nggak boleh bikin bisnis rugi karena itu dulu dia bangun kan dikasih izinnya sama pemerintah. Kami lihat bagaimana kami bisa kasih win-win solution. Dia punya konsesi," jawab Sandiaga.

"Bagaimana pun juga reklamasi menghentikan usaha-usaha nelayan. Solusi tegasnya apa?" lanjut warga itu.

"Menghentikan reklamasi."

"Tapi kan dari PTUN udah dibatalkan, tapi diajukan lagi, apa dilanjutkan?"

"Ya udah, kalau kami, ya kami hentikan. Sekarang mereka (pemerintah) tidak berani takut sama pengembang. Saya nggak takut sama pengembang. Kalau saya berani, berani betul," kata Sandiga.

"Artinya sudah dipastikan akan dihentikan?" tanya warga itu lagi.

"Sudah dipastikan akan dihentikan."

"Kami catat ya, Bang."

"Kami catat, dan kami catat juga kalian harus pilih nomor berapa? Nomor berapa...?"

"Kalau untuk pilihan, saya ada Bang."

"Oh ya udah, kalau nggak kepilih saya nggak bisa. Kalau terpilih saya hentikan. Tapi kalau nggak terpilih saya nggak bisa hentikan."

"Kalau Abang terpilih."

"Iya Insya Allah."

"Jadi dihentikan ya Bang?"

" Dihentikan. Oke!" jawab Sandiga

Setelah sebelumnya dihentikan, proyek reklamasi kini dipastikan akan dilanjutkan kembali oleh pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Namun Sandiaga Uno mengatakan dirinya akan menghentikan reklamasi jika terpilih pada Pilkada DKI 2017.

Sandiaga menilai, proyek reklamasi merugikan nelayan yang biasa menangkap ikan di sekitar proyek tersebut.  Sandiaga mengatakan, banyak keluhan yang disampaikan nelayan saat dirinya berkunjung ke sejumlah wilayah di Jakarta Utara. 

"Untuk reklamasi, kami sudah keluarkan (pernyataan), bahwa kami akan menghentikan reklamasi," kata Sandiaga saat mendatangi warga Kampung Nelayan di Jakarta Utara, Jumat (18/11/2016). 

Sandiaga menegaskan dirinya tidak takut dikatakan melawan hukum. Sudah ada kajian dari tim advokasi yang siap untuk mengawal pernyataannya itu. 

"Saya yakin ada aspek keadilan, tidak takut (dikatakan melawan hukum). Kami punya tim advokasi hukum," kata Sandiaga. 

Sandiaga mengaku telah berbincang bersama Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti soal nasib nelayan. Berangkat dari keyakinan bahwa nelayan akan merugi jika reklamasi dilanjutkan, Sandiaga dengan tegas menyatakan reklamasi akan dihentikan jika ia terpilih.

Kendati demikian, Anies-Sandiaga sepertinya belum satu suara dalam menentukan nasib reklamasi. Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik yang berada di kubu Anies-Sandi, menyebut masih butuh kajian untuk memutuskan lanjut atau tidaknya proyek reklamasi di teluk utara Jakarta. 

Karena butuh kajian, Taufik mengaku belum bisa berkomentar banyak mengenai wacana  Sandiaga Uno, yang menyatakan ingin menghentikan reklamasi jika nantinya menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017

"Masih harus dikaji," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (21/11/2016). 

Dalam proyek reklamasi, Taufik menyebut DPRD tidak berada dalam posisi sebagai pihak pemberi izin tetapi pihak yang membuat peraturan setelah dikeluarkannya izin proyek reklamasi. 

"Mesti dibedain. DPRD bikin peraturan tata ruangnya, Perda tata ruangnya. Bukan izinnya," kata politisi Partai Gerindra itu.

DPRD sendiri sepakat untuk kembali membahas peraturan mengenai reklamasi. Hal itu akan dilakukan setelah ada keterangan tertulis atau surat dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penghentian moratorium reklamasi Teluk Jakarta.

Sejauh ini Bappenas belum mengeluarkan hasil kajiannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com