Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sylviana Menilai Program Ahok-Djarot Bukan Barang Baru

Kompas.com - 23/11/2016, 09:49 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni, mengatakan, jika dirinya terpilih akan melanjutkan program Pemprov DKI Jakarta yang menurut dia sudah bagus. Namun, program-program tersebut akan lebih ditingkatkan lagi sehingga lebih optimal dalam penerapannya.

"Segala sesuatu itu tidak ada yang perfectly, pasti perlu ada yang ditingkatkan," ujar Sylvi saat berkunjung ke redaksi Kompas, Palmerah, Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Sylvi menyebut bahwa ada beberapa program pada pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang bagus. Namun, program-program tersebut bukan barang baru, melainkan hanya meneruskan program-program gubernur sebelumnya.

"Contohnya dalam mengatasi banjir, kita sudah punya BKT, BKB. Itu bukan dari zaman sekarang lho, itu dari zaman dulu kita sudah punya masterplan yang luar biasa. Pak Jokowi mengakui banget itu," ucap dia.

Mantan none Jakarta itu pun menilai, normalisasi waduk Pluit bukanlah barang baru. Menurut dia, normalisasi waduk-waduk di Jakarta sudah dilakukan oleh gubernur-gubernur DKI sebelumnya.

"Makanya saya selalu ingetin gubernur-gubernur yang lain mau pun yang sekarang, respectful mind itu harus ada dari para pendahulu itu harus ada," kata dia.

Ia menceritakan, gubernur DKI Jakarta era Ali Sadikin melegalkan perjudian demi membangun infrastruktur Ibu Kota. Menurut dia, hal itu memang perlu dilakukan pada saat itu.

Lalu gubernur selanjutnya, Tjokropranolo, yang memimpin Jakarta dengan cara sosialisasi secara religius. Kata Sylvi, hal itu memang perlu dilakukan pada saat itu.

"Jadi kalau sekarang itu sudah dilakukan, memang sudah waktunya. Tapi jangan merasa mengaku-akui, jangan jadi setan aku-aku," ujarnya.

Tak hanya itu, soal Kartu Jakarta Pintar (KJP) juga disebutnya bukanlah barang baru yang diciptakan oleh petahana. Sylvi mengaku, saat dirinya menjadi Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI periode 2004-2008, dia merancang program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Saat itu, kata Sylvi, dirinya merancang program tersebut tidak sendirian, melainkan meminta bantuan dari anggota DPRD DKI Jakarta untuk merealisasikannya.

"Kita sebagai gubernur baru terus men-create ya wajar-wajar saja, tapi jangan one man show," ucapnya.

Selain itu, lanjut Sylvi, penertiban kawasan lokalisasi seperti Kalijodo juga bukan hanya terjadi pada era Ahok-Djarot saja. Menurut Sylvi, saat era kepimpinan Sutiyoso pun melakukan penertiban terhadap kawasan lokalisasi Kramat Tunggak dan menggantikannya menjadi Islamic Center.

Bahkan, penertiban Kramat Tunggak, kata Sylvi, tak perlu menggunakan buldozer dan mengerahkan unsur TNI pada waktu itu.

Ia mengaku saat itu dirinya menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta komisi A yang turun langsung saat penertiban itu.

"Artinya hargailah (gubernur) pendahulu dan saya menghargai bahwa ini telah dieksekusi. Yang enggak boleh dikira itu merasa paling baik, justru kita harus belajar daripada pendahulu kita," ujarnya.

Kompas TV Sylviana Murni Nobar Sepakbola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com