TANGERANG, KOMPAS.com - Memiliki paspor elektronik berarti perlu merawatnya dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan buku paspor biasa. Penanganan yang berbeda ini dikarenakan ada chip tipis di dalam sampul belakang paspor yang berfungsi sebagai penyimpan data digital, selain identitas yang tertera secara tertulis di balik sampul bagian depan.
"Sebenarnya di paspornya sendiri sudah ditulis di bagian peringatan, bagaimana supaya paspor elektronik jangan sampai rusak. Tapi, memang ada kebiasaan yang tidak disadari dan bisa merusak paspor elektronik, salah satu contohnya kebiasaan menaruh paspor di kantong celana," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Alif Suaidi, saat berbincang dengan Kompas.com di kantornya, Rabu (23/11/2016).
Pemilik paspor elektronik disarankan tidak menaruh paspornya di kantong celana karena dapat membuat paspor tertekuk atau terlipat. Jika paspor elektronik tertekuk, dapat mengakibatkan chip di dalamnya rusak atau tidak bisa dibaca lagi oleh sistem.
Selain itu, kebiasaan yang harus dihindari juga adalah menjepit bagian paspor dengan stapler. Stapler bisa membuat perangkat pendukung selain chip paspor elektronik ikut rusak.
"Jadi di dalam paspor ini bukan cuma ada chip, ada antena sama perangkat kecil-kecil lainnya. Kan sering kita lihat paspor dikasih stapler dijadikan satu dengan tiket pesawat, itu bisa merusak paspor elektronik karena sama juga dengan melobangi paspor," tutur Alif.
Adapun kiat lainnya yang harus diperhatikan telah tertera di setiap paspor elektronik, yaitu tidak boleh dicelupkan ke dalam cairan tertentu dan dibanting. Paspor elektronik juga disarankan untuk tidak ditaruh dalam waktu lama di tempat yang mengeluarkan hawa panas, seperti kulkas, televisi, dan alat elektronik lainnya. (Baca: Kemenkumham Luncurkan Tiga Layanan Mudah Pembuatan Paspor)
Menurut Alif, sangat penting untuk merawat dan menjaga paspor elektronik tetap berfungsi, karena hal tersebut berhubungan dengan seseorang saat sedang bepergian ke luar negeri. Jika ketika diperiksa di Imigrasi bandara tujuan, chip di paspor elektronik tidak terbaca, maka ada kemungkinan yang bersangkutan tidak bisa diizinkan masuk ke negara tersebut.
"Karena sistem pemindaian paspor elektronik itu dilakukan beberapa kali, yaitu dengan memindai chip elektronik, membandingkannya dengan foto dan data diri yang tercetak di sampul depan, dan membandingkan dengan pemiliknya langsung," ujar Alif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.