JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2017 mendatang tercatat akan ada 101 perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar serentak di seluruh Indonesia. Tujuh di antaranya merupakan pilkada tingkat provinsi untuk pemilihan gubernur.
Namun, selama masa kampanye ini, perhatian publik dianggap terlalu terfokus pada Pilkada DKI Jakarta. Daerah-daerah lain seakan terlupakan.
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, menyebutkan, banyak faktor yang membuat perhatian masyarakat terlalu terfokus pada Pilkada DKI. Salah satunya adalah faktor Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, gubernur petahana sekaligus salah satu peserta Pilkada DKI 2017.
Sebastian menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Gangguan Kampanye, Bentuk Penistaan Demokrasi", di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).
Menurut Sebastian, Ahok dengan segala popularitasnya, termasuk dalam hal kasus yang menimpanya, telah berhasil menarik perhatian publik ke Pilkada DKI.
"Kenapa seolah-olah pilkada hanya terjadi di Jakarta. Semua fokus di Jakarta. Karena ada Ahok yang berhasil menarik perhatian orang secara luar biasa. Tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga di luar negeri," kata Sebastian.
Menurut Sebastian, terfokusnya perhatian publik kepada Ahok dan Pilkada DKI tak lepas dari peran media massa. Ia lalu mencontohkan pemberitaan media-media tentang Ahok.
"Semua hal dari Ahok diberitakan. Apa saja," kata dia.
Selain faktor Ahok, terfokusnya perhatian publik pada Pilkada DKI tak lepas dari status Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi.
"Jakarta tempat pertarungan berbagai kepentingan di republik ini. Baik kepentingan politik maupun ekonomi. Semua media juga pusatnya di Jakarta," kata Sebastian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.