Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Bantuan Tunai, Begini Cara Ahok untuk Menyejahterakan Warga

Kompas.com - 24/11/2016, 07:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa kampanye pilkada 2017, para calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mengumbar janji untuk mensejahterakan warga Ibu Kota, tak terkecuali calon gubernur DKI nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Hanya saja, untuk merealisasikan janji itu, Ahok tidak akan memberi bantuan dalam bentuk tunai kepada warga. Menurut Ahok, konsep yang akan diangkat adalah keadilan sosial bukan bantuan sosial.

"Dalam teori kami sederhana saja. Lima kebutuhan ini harus dijalankan; jaminan kesehatan, pendidikan, perumahan, transpor, dan sembako," kata Ahok di sela-sela kampanyenya di Pulomas Barat, Jakarta Timur, Rabu (23/11/2016).

Jika semua kebutuhan tersebut terpenuhi, Ahok mengklaim kesejahteraan warga akan terwujud. Salah satu caranya adalah dengan membuka pasar perkulakan.

Dia menyebut, PD Pasar Jaya akan membuka pasar perkulakan yang menjual bahan pokok sesuai harga distributor pada Desember mendatang. Masyarakat yang berpenghasilan sesuai upah minimum provinsi (UMP) dapat membeli kebutuhan di sana.

Gubernur petahana itu menyebut bahwa akan ada dua pasar perkulakan yang dibuka tahun ini.

"Konsep kami sederhana, orang enggak butuh gaji besar, selama biaya hidup murah. Kalau ada yang dapat gaji Rp 5 juta, biaya hidup Rp 4,9 juta atau gaji Rp 3 juta tapi biaya hidup cuma Rp 2,5 juta, saya pasti pilih dapat gaji Rp 3 juta. Ini masyarakat yang perlu dibantu," kata Ahok.

Dia berjanji, beberapa warga yang termasuk kurang mampu akan digratiskan naik bus transjakarta. Mereka yang tergolong kelompok itu antara lain lansia, pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), penghuni rumah susun, dan pegawai kontrak berpenghasilan UMP. Syaratnya, mereka harus memiliki rekening Bank DKI.

"Supaya biaya hidupnya murah, dari situ dia bisa hemat Rp 300 ribuan. Kalau kamu sewa rumah, bayar Rp 750-800 ribu per bulan, jadi Rp 450.000. Naik bus enggak bayar, kesehatan juga ditanggung," kata Ahok.

Untuk urusan usaha, jika menjadi gubernur, Ahok akan menawarkan bisnis kepada warga. Pembagian keuntungannya, 80:20 (persen). (Sebanyak) 80 persen untuk warga dan 20 persen untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Contohnya bisnis budidaya ikan. Nanti Pemprov DKI Jakarta akan menanggung biaya benih ikan, obat, dan lain-lain. Warga yang akan menjual hasil budidaya tersebut. Jika berhasil, maka 80 persen keuntungan dapat dinikmati warga.

"Kami mau ambil alih tanah-tanah sengketa, mau kami manfaatkan. Maka orang-orang bisa pelihara lele, tanam sayur-mayur," kata Ahok.

Tak Ada Bantuan Tunai

Di sisi lain, Ahok tidak sepakat dengan program berkonsep Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dia tidak akan berjanji kepada warga untuk memberi banyak bantuan berbentuk tunai.

Program BLT, kata dia, kerap disalahgunakan dan tidak tepat sasaran. Pemberian BLT kepada warga kerap dilakukan melalui pihak tertentu. Kemudian pihak itu menyalahgunakan anggaran dan bantuan tidak sampai ke warga yang membutuhkan.

"Kan bisa saja uang warga ditilep, malah warga miskin enggak dapat (bantuan) lagi," kata Ahok.

Dalam menjalankan programnya, Ahok menggunakan sistem cashless society, yakni memaksimalkan sistem non tunai. Salah satu contoh bantuan non-tunai tersebut adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Kalau keadilan sosial, orang yang demo saya saja boleh terima KJP. Kalau bantuan kan enggak, siapa yang saya suka saja, yang bisa dapat KJP," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com