"Angin kencang, jadi agak oleng," kata Kepala Teknik Serka Wiwin Triyono kepada saya.
Kami yang duduk di kursi belakang, bersebelahan. Wiwin di kiri saya, dan sebelah kirinya dinding heli.
Kemudian cuaca mendung, awan tebal. Saat hendak turun ke di Long Pujungan, tidak tampak daratan. Yohanes membuat heli berputar-putar sekitar 10 menit, menyisir awan tipis, mencari jarak pandang yang aman untuk mendarat.
Dan akhirnya, heli menginjak landasan Long Pujungan. Walau cuma desa, Long Pujungan memiliki landasan beton seluas 600 meter persegi yang dapat didarati pesawat kecil dengan penumpang kurang dari 10 orang.
Helikopter Bell 412EP (Enchanced Performance) merupakan heli serbaguna produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), mendapat lisensi Bell Helicopter Textron. Helikopter ini pengembangan dari jenis sebelumnya Bell-41 HP (High Performence), Bell 412 SP (Special Performance).
Heli ini tergolong masih baru. Usianya baru tiga tahun. Heli ini diserahkan PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan yang selanjutnya diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AD pada 15 Maret 2013.
Dinding bagian dalam heli, di sebelah kanan tempat duduk penumpang, tertempel keterangan mengenai uji laik terbang oleh penguju Kepala Pusat Perbangan TNI AD Brigadir Jenderal M Afifuddin SE, MM dan MSi (Han) dan persetujuan BHT CL Mirabel Canada 7 Januari 2013.
Yohanes, berusia sekitar 30 tahun, adalah pilot muda potensial. Emosinya terjaga dan kalem. Pembawaannya tenang sekalipun menghadapi kesulitan.
Saat diajak gadis-gadis desa Dayak berfoto bersama dengan latar belakang helikopter, dia dengan senyum dan murah hati melayani.(Domu D Ambarita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.