Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ingin Dana Hibah Bamus Betawi Diaudit

Kompas.com - 29/11/2016, 07:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin dana hibah yang selama ini diberikan ke Badan Musyawarah Betawi diaudit. Tujuannya agar diketahui untuk apa saja dana tersebut digunakan.

Menurut Ahok, selama ini dana hibah untuk Bamus Betawi tidak pernah diaudit. Hal itu menjadi salah satu alasannya mencoret pemberian dana hibah untuk Bamus Betawi.

"Saya mau tanya pernah enggak ada audit ormas pakai uang untuk apa selama ini hibah bertahun-tahun. Saya tidak mau jadi pejabat hibah ke ormas-ormas demi mendapatkan suara," kata Ahok di Kantor PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).

(Baca: Bamus Betawi, Politik Praktis, dan Polemik Dana Hibah...)

Selama ini, Bamus Betawi diketahui menerima dana hibah sebesar Rp 5 miliar setiap tahun. Ahok menilai selama ini kegiatan yang tampak dilakukan Bamus Betawi hanyalah mengadakan Lebaran Betawi.

Bagi Ahok, penyelenggaraan Lebaran Betawi sebenarnya bisa dilakukan oleh dinas terkait.

"Kalau alasannya ingin hubungan baik, kami rasa dalam penganggaran tidak ada hubungan baik. Kalau hubungan baik saya tidak ada berantem dengan DPRD soal UPS. Saya tidak kompromi ketika uang dipakai tidak tepat," ucap Ahok.

(Baca: Sumarsono Anggarkan Hibah untuk Bamus Betawi, Ahok Dulu Hentikan Itu)

Saat masih aktif sebagai gubernur, Ahok mencoret alokasi anggaran untuk Bamus Betawi dalam APBD 2017. Namun saat ia cuti kampanye, anggaran untuk Bamus Betawi ternyata dimasukkan kembali oleh Pelaksana Tugas Gubernur Sumarsono.

Ahok menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Sumarsono. Ia menganggap mencoret anggaran hibah tersebut sudah tepat.

Ahok menilai jika bertujuan untuk pengembangan budaya, seharusnya dana hibah diberikan ke sanggar-sanggar yang ingin mengikuti lomba di luar negeri.

Khusus untuk pengembangan budaya Betawi, Ahok menyatakan lebih setuju jika dana digelontorkan untuk mengembangkan perkampungan budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ahok menegaskan dirinya tidak akan memberikan dana hibah ke ormas jika tujuannya hanya untuk menggalang dukungan pada pilkada.

"Jangan menganggap saya seolah-olah anti Betawi, anti budaya. Itu yang enggak betul. Saya sama sekali enggak ada uang untuk ormas Bamus Betawi kalau dia tidak jelas melaporkan apa," ujar Ahok.

Kompas TV Elektabilitas Agus-Sylvi Ungguli Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com